NTP Banten di Bawah Rata - Rata Nasional
jpnn.com, BANTEN - Badan Pusat Statistik (BPS) Banten merilis hasil survei nilai tukar petani (NTP) pada April 2019. Hasilnya, NTP Banten masih di bawah rata-rata nasional.
Berdasarkan data BPS, NTP Banten April 3019 sebesar 99,93 atau turun 0,21 Persen dibanding NTP Maret lalu. Penurunan NTP dikarenakan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan, sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan.
“Penurunan NTP Banten pada April 2019 disebabkan turunnya NTP pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,97 persen, walaupun subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan sebesar 0,71 persen, peternakan sebesar 0,56 persen, subsektor tanaman hortikultura 0,27 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,08 persen,” kata Kabid Neraca Wilayah BPS Banten Budi Prawoto seperti dilansir Radar Banten.
BACA JUGA: Produk Impor Bikin Industri Meter Air Domestik Terjepit
Ia menambahkan, berdasarkan hasil survei BPS, April 2019 terjadi deflasi perdesaan di Banten sebesar 0,03 persen yang terjadi pada kelompok pengeluaran, yakni kelompok bahan makanan. Sementara kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, perumahan, sandang, kesehatan, transportasi, serta komunikasi mengalami inflasi.
“Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di empat kabupaten di Provinsi Banten pada April 2019, NTP secara umum mengalami penurunan sebesar 0,21 persen dibandingkan NTP Maret 2019, yaitu dari 100,14 menjadi 99,93. Penurunan NTP pada April 2019 dikarenakan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,20 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen,” paparnya.
Dari 34 provinsi di Indonesia, lanjut Budi, hanya 13 provinsi NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Sulawesi Barat dengan nilai indeks sebesar 111,09 yang diikuti oleh Jawa Barat sebesar 109,69. Sedangkan nilai tukar petani terendah terjadi di Provinsi Bangka Belitung sebesar 84,65.
“Sedangkan NTP Banten di bawah rata-rata nasional sebesar 99,93 dan hanya berada pada peringkat ke-14. Sementara NTP nasional sebesar 102,23,” katanya.
Dari 34 provinsi, hanya 13 provinsi NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Sulawesi Barat dengan nilai indeks sebesar 111,09 yang diikuti oleh Jawa Barat sebesar 109,69.
- IFAD Tinjau Program UPLAND di Garut Untuk Tingkatkan Produktivitas & Kesejahteraan Petani
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Kemensos dan Instansi Terkait Siap Rumuskan Protokol Penggunaan Data Tunggal Kemiskinan
- Pupuk Indonesia Percepat Penebusan Pupuk Subsidi di Wonogiri untuk Dukung Musim Tanam
- Pupuk Indonesia dan Wapres Ajak Petani Tebus Pupuk Bersubsidi di Kegiatan Rembuk Tani
- Sambut Musim Tanam, Pupuk Indonesia Gelar Rembuk Tani