NU Rabu, Muhammadiyah Selasa

Penetapan Idul Adha

NU Rabu, Muhammadiyah Selasa
NU Rabu, Muhammadiyah Selasa
JAKARTA - Penetapan Hari Raya Idul Adha oleh sejumlah ormas Islam di Indonesia kembali mengalami perbedaan. Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) memang telah menetapkan Idul Adha jatuh pada hari Rabu (17/11). Namun, Muhammadiyah dan Hizbut Tahrir Indonesia memutuskan merayakan Idul Qurban sehari lebih awal yakni pada Selasa (16/11). Sedangkan, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengumumkan, pelaksanaan salat Hari Raya Idul Adha pada Rabu (17/11).

Kemenag mengimbau agar perbedaan ini disikapi dengan bijak oleh semua umat Islam. Karena itu, diharapkan masing-masing  Ormas Islam bisa menjaga kerukunan dalam pelaksanaan Idul Adha walaupun dipastikan akan ada perbedaan perayaan. "Seperti Sabda Rasulullah, perbedaan itu adalah rahmat. Karena itu kami imbau agar perbedaan ini justru meyatukan umat Islam dalam kedamaian," ujar Kapimnas Kemenag H Masyhuri AM di Jakarta kemarin (11/11).

Masing-masing ormas memiliki alasan dan pandangan sendiri terkait penentuan Idul Adha. Tim Lajnah Falakiyah PBNU yang menggelar rukyah pada 6-7 November menyatakan tidak berhasil melihat bulan dengan mata telanjang atau rukyatul hilal bil fi`li di beberapa lokasi yang ditentukan. Sehingga bulan Dzulqaidah 1431 H digenapkan 30 hari.

"Karena itu tanggal 1 Dzulhijjah 1431 H jatuh pada hari Senin, 8 November dan peringatan Idul Adha pada hari Rabu," ujar Ketua Badan Kominfo dan Publikasi PBNU Sulthan Fatoni. Sulthan mengatakan, penting bagi PBNU untuk menginformasikan kepastian waktu pelaksanaan shalat Idul Adha sebagai bagian dari tugas ulama membimbing umat Islam agar beribadah dengan baik dan benar.

JAKARTA - Penetapan Hari Raya Idul Adha oleh sejumlah ormas Islam di Indonesia kembali mengalami perbedaan. Pemerintah melalui Kementerian Agama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News