NU Sudah Jadi Identitas Kelompok, Tidak Perlu Ikut Politik Praktis Lagi
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menegaskan komitmennya menjaga organisasi pimpinannya tidak terseret politik praktis.
Gus Yahya -panggilan akrabnya- menyatakan Muktamar NU pada 1984 memutuskan organisasi warga nahdiyin itu kembali ke khitahnya sebagai ormas keagamaan.
“NU sudah menjadi identitas kelompok, bukan saatnya jadi identitas politik lagi,” ujar ketua umum ke-11 PBNU itu dalam acara Ngopi Bareng Gus Yahya di Jakarta, Rabu (1/2).
Mantan juru bicara kepresidenan di era Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu menegaskan NU sudah memutuskan mengambil jarak dari politik praktis.
Menurut Gus Yahya, perdebatan soal NU kembali ke khitah sudah terjadi pada muktamar ke-27 di Situbondo, Jawa Timur, pada 1984
“Sudah ada keputusannya, sekarang bagaimana mengoperasikannya,” tutur Gus Yahya.
Lantas, bagaimana jika ada kader NU yang diminta oleh pemerintah sehingga bersentuhan dengan politik praktis?
Gus Yahya menegaskan hal yang harus diperhatikan ialah tidak boleh ada benturan ketika ada kader NU yang masuk pemerintahan.
KH Yahya Cholil Staquf menyatakan Muktamar NU pada memutuskan organisasi nahdiyin itu mengambil jarak dari politik praktis.
- Pra MLB NU Soroti Jabatan Gus Ipul di PBNU
- Perkumpulan Rabithah Melayu Banjar: Kiai Syarbani Haira Bukan Pengangguran
- Cicit Pendiri Nahdlatul Ulama Prihatin Mendengar Rencana MLB NU
- FGD Pra-MLB NU: PBNU Melanggar Nilai Cinta Kasih & Kesatuan
- Kiai Toni Wanggai Sebut Nahdiyin Papua Kecewa sama PBNU
- Presidium: MLB NU Bukan untuk Membubarkan Organisasi