Nuansa Bunga, Warna Militer Berkurang
Jumat, 02 Oktober 2009 – 09:28 WIB
Semua itu bisa diikuti oleh ratusan ribu hadirin di lapangan Tian An Men karena sistem suara yang serbanirkabel (wireless), rupanya, bekerja tanpa cacat. Demikian juga layar lebar videotron ada di mana-mana sehingga semua sudut acara bisa diikuti dari arah mana pun.
Berbeda dengan acara yang sama 30 tahun lalu (saat Tiongkok belum membuka diri), warna militer di perayaan sekarang ini sudah jauh berkurang. Warna militer hanya terlihat saat penaikan bendera (dilakukan oleh militer) dan ketika terjadi parade lu hai gong (AD, AL, AU) berikut persenjataannya yang mutakhir. Selebihnya sudah menunjukkan citra baru modernisasi Tiongkok.
Manusia yang dihadirkan untuk memenuhi lapangan Tian An Men, misalnya, sudah tidak kelihatan manusia lagi. Tapi, sudah menjadi bunga berwarna-warni. Kemarin seluruh lapangan Tian An Men seperti kebun bunga yang luas yang setiap saat berubah warnanya. Ini karena semua orang yang dihadirkan di situ membawa rumbai-rumbai beberapa warna. Setiap saat ada kode tertentu agar mereka menaikkan rumbai-rumbai dengan warna tertentu untuk membentuk "kebun bunga" yang luas dan indah.
Demikian juga peserta parade. Setiap kelompok parade yang melintas di depan gerbang Istana Kota Terlarang menunjukkan kebolehan aksesori dan dekorasi yang jauh dari kesan "masih komunis?. Karena itu, parade ini sangat menarik. Bukan saja hiasan yang mereka bawa, tapi juga jumlah orangnya. Setiap kelompok parade setidaknya terdiri atas 3.000 orang. Padahal, ada 41 kelompok. Bayangkan banyaknya manusia yang dikerahkan. Serbakolosal.
Tentu saya lebih banyak memperhatikan yang terjadi di balik itu. Yakni, bagaimana cara mengelola acara begitu besar dengan menghadirkan orang begitu banyak dan berlangsung dalam ketepatan waktu sampai ke menit-menitnya. Kunci utamanya ternyata memang penutupan Kota Beijing dari lalu lintas umum. Kemarin, di luar kawasan Tian An Men, Beijing seperti kota mati. Karena itu, pergerakan peserta upacara ini bisa dilakukan dengan tepat.
Ketika bangun pagi kemarin, yang pertama saya perhatikan adalah langit. Benarkah cuaca buruk yang sudah melanda Beijing lima hari terakhir bisa dibuat
BERITA TERKAIT