Nunun Kambuh Setiap Akhir Pekan
KPK Pelajari Penyakitnya
Jumat, 06 Januari 2012 – 04:18 WIB
JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memang terus mendalami kasus suap cek perjalanan dengan tersangka Nunun Nurbaeti. Namun lembaga antikorupsi yang dipimpin Abraham Samad itu memang direpotkan dengan kondisi Nunun yang kerap sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Kini KPK pun mendalami penyakit Nunun yang kerap kambuh hanya dalam akhir pekan sehingga istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun itu harus dibawa ke rumah sakit. Nah, sedangkan yang kedua Jumat (30/12 2011). Saat itu Kepala Rutan Pindok Bambu Herlin Chandrawati mengatakan bahwa tekanan darah Nunun sangat tinggi, yakni mencapai 180/100. Tak mau ambil resiko, pihak rutan pun langsung membantarkannya ke RS Polri Kramat Jati. Sama seperti sebelumnya, penggemar tas mewah Hermes itu pun lalu dikembalikan ke rutan pada hari Senin (2/1) lalu.
"Kami memang sedang mendalami kebiasaan itu. Coba perhatikan saja, Nunun selalu sakit dan harus dibawa ke RS setiap akhir pekan. Kalau tidak hari Jumat ya Sabtu," kata seorang pegawai KPK yang intens menangani kasus Nunun. Bahkan menurut sumber tersebut, sering kambuhnya penyakit Nunun menjadi perhatian para pimpinan KPK.
Memang, seperti yang diketahui sebelumnya, sudah dua kali Nunun harus dibantarkan dari Rutan Klas I Pondok Bambu ke rumah sakit.Yang pertama pada Jumat (23/12 2011). Dia dibantarkan RS Abdi Waluyo di kawasan Menteng lantaran kondisi kesehatannya menurun. Nunun pun lalu dikembalikan ke rutan hari Senin (26/12 2011).
Baca Juga:
JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memang terus mendalami kasus suap cek perjalanan dengan tersangka Nunun Nurbaeti. Namun lembaga antikorupsi
BERITA TERKAIT
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan