Nur Rizal GSM: Program Sekolah dan Guru Penggerak Memicu Kastanisasi
Menurut Rizal, program ini bertujuan membuat anak kasmaran dalam belajar sehingga akan tumbuh karakter menjadi pembelajar sepanjang hayat yang dibutuhkan di abad-21.
Dia menjelaskan pendekatan untuk menciptakan kultur sekolah tentu saja disesuaikan dengan kondisi masing-masing.
Dengan demikian, sekolah dan guru punya ruang mengembangkan dirin sesuai pilihan yang ada.
Menurut dia, hal ini baik karena tidak ada penyeragaman dalam pengembangan kualitas.
Penyeragaman seperti pencapaian pada nilai akademik yang tinggi bisa melahirkan budaya kompetisi.
"Jika kondisi setiap sekolah berbeda, kompetisi seperti ini akan melahirkan ketimpangan dan kastanisasi akibat lahirnya sekolah favorit dan tidak favorit," paparnya.
Oleh karena itu, di dalam pengembangannya maka GSM akan mendorong sekolah memanfaatkan dana BOS yang dimiliki sehingga lebih efisien dan tidak boros.
Pihaknya juga mendorong supaya sekolah membangun komunitas yang setara dan mandiri untuk bertransformasi bersama menuju Sekolah Menyenangkan, sehingga tidak diperlukan proses seleksi dalam rekrutmennya.
Pendiri GSM Muhammad Nur Rizal menilai Program Sekolah dan Guru Penggerak memincu kastanisasi.
- Adaro Donasikan Paket Seragam Sekolah Senilai Rp 2,4 Miliar untuk Anak Kurang Mampu
- Arasoft Dorong Digitalisasi Pendidikan di Indonesia
- 5 Berita Terpopuler: Siap-Siap Perubahan Penempatan Guru PPPK, Ada yang Menolak, Ternyata
- Dorong Pengembangan SDM, Jawa Satu Power Bangun Gedung Sekolah untuk SDN Cimalaya 7
- Menjelang HGN 2024, Ini Permintaan Khusus Mendikdasmen Abdul Mu'ti kepada Guru
- Pemkot Tangsel Pastikan Pembangunan SDN Ciputat 01 Sesuai Target