Nurul Arifin Bilang Meniadakan Presidential Threshold Malah Berbahaya

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurul Qomaril Arifin menilai Presidential Threshold (PT) tetap dibutuhkan dalam sistem politik di Indonesia.
Jika sejumlah pihak beranggapan ambang batas pencalonan presiden mengamputasi hak politik WNI, politisi kelahiran Bandung itu justru berpendapat sebaliknya.
"PT itu harus tetap ada. Jika tidak ada, para calon itu tidak akan tersaring," kata Nurul Arifin yang akrab disapa melalui keterangan tertulis, Rabu (15/12).
Anggota Komisi I DPR itu mengungkapkan keadaan sosial justru berbahaya ketika sistem politik tidak memiliki PT.
Menurutnya, tidak tertutup kemungkinan ada kericuhan tanpa ketentuan ambang batas.
"Ketika tidak ada PT, semua orang bisa masuk begitu. Itu bisa mengakibatkan kericuhan, keributan, dan riuh rendah yang tidak perlu," beber wanita kelahiran 18 Juli 1966 itu.
Alumnus Universitas Indonesia itu menyampaikan Golkar membuka ruang diskusi terkait besaran ambang batas pencalonan presiden.
Walakin, parpolnya berharap PT 20 persen tetap dipertahankan.
Waketum Partai Golkar Nurul Arifin menilai Presidential Threshold malah berbahaya dalam sistem politik di Indonesia. Simak penjelasannya
- Ahmadi Nur Supit Isyaratkan Regenerasi di SOKSI
- Persiapkan Munas Lagi, SOKSI Gulirkan Regenerasi
- Bahlil Digugat ke Mahkamah Golkar Gegara Ganti Ketua DPR Papua Barat Daya Tanpa Prosedur
- Serap Aspirasi Warga, Alia Laksono Hadiri Musrenbang Kecamatan Duren Sawit
- Golkar Dorong Pemuda Jadi Duta Diplomasi Politik di ASEAN
- Golkar Perintahkan Seluruh Kader yang Terpilih Jadi Kepala Daerah Wajib Ikut Retret