Nusakambangan, Indah tapi Ngeri, "Kalau Mau Eksekusi, Di Sini"

Nusakambangan, Indah tapi Ngeri, "Kalau Mau Eksekusi, Di Sini"
Jalur menuju Nusakambangan via Kampung Laut yang begitu sulit dilalui kendaraan. Foto: GUNAWAN SUTANTO/JAWA POS

Uniknya, di daerah yang saya lewati tersebut, ada warga yang berbahasa Jawa dan sebagian lagi berlogat Sunda. Itu saya ketahui ketika Hidayat mengucapkan permisi. Ada banyak permisi yang perlu diucapkan. Sebab, kadang jalanan sangat sempit. Sulit menyalip orang yang sedang melenggang.

Ketika mengucapkan permisi itu, Hidayat menggunakan kata nuwun sewu. Kadang dia mengucapkan punten. ”Orang di sini ini dari ujung sampai ujung saling kenal. Ada yang asli Jawa, ada yang pendatang dari kota-kota di Jawa Barat,” tutur Hidayat. 

Hidayat memang bukan sekadar driver ojek. Pengetahuannya cukup luas soal kampungnya. Sepanjang perjalanan, dia berkisah tentang banyak hal. Cerita itulah yang kadang mengganggu konsentrasinya. Akibatnya, beberapa kali motor yang kami tumpangi selip karena licinnya batu-batu cadas yang berbalut lumpur rawa.

Makin mengarah ke jalan utama di Nusakambangan, jalur makin sempit dan mengerikan. Jalur tikus yang saya lalui itu ternyata bermuara di jalan yang tak jauh dari Lapas Kembang Kuning. ”Biasanya, kalau mau eksekusi, di sini sudah mulai ada yang menjaga. Tapi, ini masih sepi,” katanya.

Saya lantas memutuskan untuk mendekat ke Lapas Kembang Kuning terlebih dulu. Suasana di luar lapas memang sepi. Tak ada penjagaan ketat dengan pasukan Brimob seperti yang ada di Dermaga Sodong. 

Meski sepi, rupanya para petugas tetap menaruh curiga terhadap orang yang datang. Saya yang sempat berfoto selfie di depan Lapas Kembang Kuning tiba-tiba didatangi pria berbatik. Dia menanyakan asal usul dan tujuan saya. Wajahnya menaruh curiga dan (tentu saja) tak menginginkan kehadiran saya.

Agar tak dicurigai, saya mengaku sebagai teman si Hidayat. Pakaian yang dikenakan Hidayat siang itu memang tampak seperti penduduk biasa. Dia berkaus, bercelana training, dan bersandal plastik. Tanpa saya kode, Hidayat sudah paham. Dia mengakui bahwa saya temannya yang ingin melihat Pantai Permisan. ”Jalan ke Permisan ke sana,” ujar pria itu, ingin kami segera pergi.

Saya pun segera cabut. Sebenarnya saya ingin melanjutkan perjalanan ke lapas lain yang berlawanan arah dengan Pantai Permisan. 

NUSAKAMBANGAN dikenal sebagai sebuah pulau penjara yang seram dengan penjagaan ketat. Padahal, pulau di selatan Cilacap, Jawa Tengah, itu menyimpan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News