NWC Kaltim Adukan Tunas Mandiri
Kamis, 11 Desember 2008 – 17:31 WIB
![NWC Kaltim Adukan Tunas Mandiri](https://cloud.jpnn.com/photo/image_not_found.jpg)
NWC Kaltim Adukan Tunas Mandiri
JAKARTA- Nusantara Corruption Watch (NCW) Kalimantan Timur melaporkan PT Tunas Mandiri Lumbis (TML) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Mabes Polri. Menurut Taufiq Qur’Rahman, koordinator NCW Kaltim, perusahaan yang beroperasi di Simenggaris, Kabupaten Nunukan itu diduga telah melakukan praktik pembalakan liar dan menyalahgunakan izin penggarapan lahan yang diberikan Bupati Nunukan Abdul Hafid Achmad. Selain masalah perizinan, lokasi perkebunan sawit TML berpotensi merugikan negara miliaran rupiah. Salah satu penyebabnya, lokasi yang digarap TML sebenarnya merupakan kawasan penerima bantuan proyek sawit rakyat CP/CPL tahun 2006/2007 seluas 1.000 hektare. Temuan NCW bahkan menunjukkan kebun sawit di Desa Kanduangan RT 13 yang diklaim TML sebagai wilayah operasionalnya, ternyata kini telah berbuah.
Larangan membuka lahan atau melakukan kegiatan fisik di atas lahan yang tertuang dalam SK Bupati Nunukan No 547 A tahun 2007 justru dilanggar TML, dengan cara melakukan kegiatan fisik di atas lahan yang selama ini telah digarap masyarakat setempat. Alhasil, lanjut Taufiq, masyarakat Simenggaris resah karena selama ini lebih dulu menguasai lahan tersebut. Mereka juga merasa tak pernah mendapat pemberitahuan atau dilibatkan sebelumnya.
Baca Juga:
Dari hasil investigasi yang dilakukan NCW bersama Forum Komunikasi Masyarakat Tani dan Nelayan (FKMTN) Nunukan, tambah Taufiq, diperoleh data bahwa SK Bupati tertanggal 20 Juli 2008 mengizinkan TML mengolah lahan seluas 13.000 hektare. Di mana sebanyak 4.000 hektare untuk perkebunan inti sedangkan 9.000 hektare plasma.
Baca Juga:
Padahal agar bisa berbuah seperti itu, Pemkab Nunukan telah mengucurkan bantuan sekitar Rp 6 miliar pada masyarakat untuk mengolah lahan seluas 1.000 hektare. Bantuan itu untuk bibit kelapa sawit 140 pohon per hektare senilai Rp 3.290.000, pupuk (Palmo) 100 kg per hektare senilai Rp 1.075.000, herbisida (Basmilang) 5 liter per hektare seharga Rp 312.000, insektisida (Klerat) 4 kilogram per hektare seharga Rp 248.000, insentif pembersihan lahan (land clearing) per hektare senilai Rp 1.100.000. Dengan begitu, jumlah total pinjaman per hektare senilai Rp 6.025.000, atau Rp 6,025 miliar setelah dikalikan 1.000 hektare yang merupakan luas lahan yang telah diberikan pada masyarakat.
JAKARTA- Nusantara Corruption Watch (NCW) Kalimantan Timur melaporkan PT Tunas Mandiri Lumbis (TML) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan
BERITA TERKAIT
- Dukung Keberagaman Budaya, Dairy Champ Hadirkan Atraksi Naga 40 Meter di Cap Go Meh
- Jadi Tersangka, Sopir Truk Kecelakaan Maut GT Ciawi Ditahan
- Nelayan Hilang Setelah Terjatuh dari Perahu di Perairan Buton Selatan, Tim SAR Bergerak
- Kapolda Sumut Bantu Pengobatan Bocah Perempuan Korban Penganiayaan di Nias Selatan
- Transformasi Kota Cilegon di Bawah Kepemimpinan Helldy
- Legislator Banten Laporkan Eks Pj Gubernur ke KPK