Ny Sinta Merasa Suaminya Hanya Pergi ke Luar Kota
Minggu, 03 Januari 2010 – 05:28 WIB
Kediaman di Ciganjur memiliki kenangan mendalam bagi pasangan yang dikaruniai empat putri tersebut. Gus Dur dan istri menolak dibangunkan rumah baru oleh negara setelah terpilih menjadi presiden pada Sidang Umum MPR 1999. Mereka berdua lebih memilih tetap tinggal di Ciganjur.
"Hanya karena protokoler kepresidenan, keluarga harus tinggal di wisma negara," ujar Al Zastrouw, mantan pengawal pribadi Gus Dur saat menjadi presiden. Tapi, lanjut dia, setelah tidak lagi menjadi presiden, sekeluarga memilih tetap kembali di Ciganjur.
Padahal, seperti halnya pejabat tinggi negara lainnya, Gus Dur dan keluarga juga ditawari negara untuk dibuatkan rumah. Beberapa lokasi di kawasan elit di Jakarta sudah disodorkan. "Tapi, tawaran itu ditolak. Mungkin sebagai gantinya, rumah ini akhirnya direnovasi seperti yang ada sekarang," jelas lelaki yang gemar memakai pakaian hitam dan blangkon itu.
Menurut Zastrouw, Gus Dur tetap tinggal di Ciganjur karena ingin terus dekat dengan rakyat. "Itu tentu saja akan sulit dirasakan saat tinggal di kawasan elit seperti di Menteng atau lainnya," tegasnya.
Hingga kemarin, para tamu yang bertakziah ke kediaman Gus Dur di Ciganjur terus berdatangan. Sang istri, Ny Sinta Nuriyah, mengaku masih belum terbiasa
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408