Nyai Latifah DPR Minta Pemerintah Lindungi Jutaan Data Peserta Didik

jpnn.com, JAKARTA - Kemajuan teknologi belakangan ini diakui sangat mendukung pengembangan pendidikan di Indonesia melalui inovasi dan pendidikan daring (online).
Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PKB Latifah Shohib mengatakan teknologi terbukti sangat membantu institusi pendidikan dan pengajaran mendapatkan efesiensi melalui konektivitas dan internet, terutama saat pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Tidak hanya institusi pendidikan, ekonomi internet di Indonesia juga telah meningkat empat kali lipat.
“Dari 2015 hingga 2019, nilainya mencapai sekitar USD40 miliar atau 3,57 persen dari PDB nominal Indonesia berdasarkan data Google & Temasek, 2019,” tutur Latifah, belum lama ini.
Menurut Latifah, pesatnya pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari aliran investasi asing yang signifikan.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2019 memperkirakan ada 13.485 bisnis ritel dan pasar online, baik formal maupun informal, dengan hampir 25 juta transaksi bernilai Rp17,21 triliun ada di Indonesia.
Tingginya valuasi ekenomi dunia digital ini menuntut pentingnya perlindungan data.
“Keamanan data merupakan isu yang penting mendapatkan perhatian kita dan masyarakat Indonesia. Apalagi setelah adanya 91 juta data pengguna Tokopedia diduga bocor,” tuturnya.
Nyai Latifah DPR mendorong Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) maupun Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) agar berepran aktif dalam melindungi data pelajar di Indonesia.
- Sarmuji: Golkar Pastikan Hadir Jika Pemerintah Ajak Diskusi Soal RUU Perampasan Aset
- Prabowo Ingin Hapus Kuota Impor, Riyono Komisi IV: Demi Memberikan Ruang Keadilan
- Hakim Terseret Kasus Suap, Legislator Minta MA Membenahi Sistem Promosi Jabatan
- Eksistensi Suap Hakim, Mafia Hukum dan Peradilan di Indonesia: Penyakit Kronik dan Upaya Penanggulangannya
- Revisi UU TNI: Menyelaraskan Ketahanan dengan Dinamika Zaman
- Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir Sampaikan Usulan Guna Mitigasi Kebijakan Tarif Resiprokal AS