Nyawa Pengusaha Layang-layang, Melayang

Nyawa Pengusaha Layang-layang, Melayang
Nyawa Pengusaha Layang-layang, Melayang
Ketika berangkat malam, pukul 1.00, suaminya sempat berpesan agar dirinya berhati-hati dengan kompor, Sutasih pun mengiyakan. Kemudian, suaminya pun berangkat sambil tersenyum kepada dirinya. “Senyuman itu beda, gak biasanya,” ucap dia.

Sesaat sebelum berangkat, tidak biasanya juga sang suami menelepon anak sulungnya, Suryadi (33). Dia menyuruh Suryadi untuk mengeluarkan mobil L300 guna mengangkut barang layangannya ke Purwokerto. Di sela itu, Suryadi banyak dinasehati. Bahkan sempat menitip usaha layangan yang dirintisnya sejak 1976 kepada Suryadi.

“Jam 3 mau subuh, tiba-tiba dikasih tahu saudara, Ayip, suami saya kecelakaan. Saya lalu ke rumah sakit, tapi gak dibilangin suami sudah meninggal. Pas tiba di sana, baru dikasih tau, saya kaget,” ujar Sutasih.

Menurut Sutasih, usaha layangan suaminya sudah cukup maju. Sudah banyak pelanggan, baik di Kabupaten Kuningan, apalagi di luar Kuningan. Paling jauh, pelanggannya ada di Purwokerto. (tat)
Berita Selanjutnya:
Pengemis Kian Menjamur

KUNINGAN - Ajal manusia siapa yang tahu. Begitu pun dengan Endang Sumirat (59), warga Blok Gibuk RT 30 RW 4, Kelurahan Cigadung, Kuningan. Semangat


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News