Nyawa Sendiri Terancam, Doni Monardo Menyelamatkan Banyak Orang

Nyawa Sendiri Terancam, Doni Monardo Menyelamatkan Banyak Orang
Doni Monardo meninggal dunia pada Minggu (3/12) pukul 17.35 WIB di RS Siloam, Semanggi, Jakarta. Foto: Dokumentasi MIND ID

Pangkat terakhir Doni lebih tinggi dari peraih Adhi Makayasa tahun itu: I Made Agra Sudiantara. Doni bintang tiga. Made bintang dua.

Made juga tidak pernah jadi pangdam. Sedang Doni dua kali jadi pangdam: di Pattimura, Maluku dan di Siliwangi, Jawa Barat.

Made meninggal dunia di umur 50 tahun, sekitar 10 tahun lalu. Doni meninggal di usia 60 tahun 3 Desember tahun ini.

"Di semua jabatannya itu Doni seperti habis-habisan. Namanya pun menjadi lebih besar dari jabatannya," kata Dahlan.

Waktu jadi pangdam Siliwangi, Doni menjalankan proyek besar sekali di bidang lingkungan hidup: membersihkan alur sungai Citarum. Menyeluruh. Di sepanjang wilayah Jawa Barat.

Tidak hanya sungainya yang dibersihkan. Pinggirnya juga dihijaukan. Agar erosi yang masuk Citarum terkendali.

Doni adalah pecinta pohon. Levelnya: gila tanaman. Doni-lah yang menanam begitu banyak trembesi di lingkungan bandara Lombok.

"Setiap ke bandara Lombok saya seperti bertemu Pak Doni. Pun di bandara Hasanuddin Makassar. Penuh pohon trembesi. Doni-lah yang menanamnya," ucapnya.

Dahlan Iskan mengenang pertemuan serta jasa Almarhum Letjen TNI (Purn) Doni Monoardo bagi bangsa meski nyawa mantan Danjen Kopassus itu sendiri terancam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News