Nyindir DPR saat Sidang dengan Komposisi Angop
Selama 18 tahun perjalanan proses kreatifnya, Djaduk dan personel Kua Etnika mengalami pendewasaan masing-masing. Baik dalam kemampuan bermusik maupun dalam segi spiritual.
’’Banyak yang berubah. Dulu, kalau pas mood,kami bisa berlatih sampai subuh. Sekarang, karena faktor usia, jadi berbeda. Selain itu, misalnya, ketika masuk waktu salat, teman-teman yang muslim izin buat salat. Atau, kalau Minggu, teman-teman yang Nasrani pamit tidak bisa berlatih karena ke gereja,’’ tutur Djaduk.
Djaduk yang sudah berhenti merokok tiga tahun belakangan itu juga mengubah jadwal recording setelah melihat faktor usia personelnya yang tidak lagi bisa pethakilan semaunya. Jika rekaman album pertama sampai ketujuh biasanya dilakukan sore sampai dini hari, album kedelapan dikerjakan mulai pagi sampai sore.
Dalam kacamata Djaduk, menyiapkan sebuah konser tunggal sama lelahnya dengan mengkreatori beberapa event musik. Sejumlah event musik yang dibidani Djaduk adalah Ngayogjazz, pertunjukan musik jazz di Jogjakarta, serta Jazz Gunung, pentas musik jazz di kompleks pegunungan sebagai latar panggung.
’’Menggelar event itu menggulirkan ruang kreatif. Lalu, kita memberikan konteks lokal yang ada di Indonesia untuk berkembang sesuai kekhasan daerah masing-masing,’’ ungkap Djaduk. Semangat kelokalan itulah yang kemudian dimasukkannya dalam konser peringatan ulang tahun emasnya ini.
Yang menarik, setelah konser Gending Djaduk, Djaduk kini punya nama baru atau nama tua. Yakni, Gregorius Gending Djaduk Ferianto. Dia berharap dengan nama baru itu karyanya bisa lebih sareh (sabar, Red) dan nges ke depannya.
Setelah sukses di Jakarta, Djaduk berencana menampilkan konser di kampung halamannya, Jogjakarta. Di kota budaya itu, Gending Djaduk bakal dipentaskan di Taman Budaya Yogyakarta, Minggu (17/8).
Dalam konser 50 tahun Djaduk di TIM itu, ternyata hadir dua penonton istimewa. Yakni, Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Keduanya tampak menikmati sajian musik yang dibawakan Djaduk dkk.
Musisi kreatif Djaduk Ferianto punya cara tersendiri dalam merayakan ulang tahun emasnya. Berusia 50 tahun pada bulan lalu, dia merayakan hari kelahirannya
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara