Obama Janji Lebih Terbuka Kepada Umat Islam
Pidatonya Gabung Semangat Lincoln, Roosevelt, dan JFK
Rabu, 21 Januari 2009 – 15:33 WIB

Foto : REUTERS
WASHINGTON D.C. - Tengah malam tadi presiden terpilih Barack Hussein Obama resmi menjadi presiden ke-44 Amerika Serikat (AS). Pelantikan presiden berkulit hitam pertama AS itu dilakukan di teras barat Gedung Capitol, gedung Parlemen AS yang dibangun dengan bantuan budak-budak dua abad lampau. Ratusan ribu orang yang bersiap-siap di sekitar lokasi sejak pagi buta melambaikan tangan dan bersorak-sorak ketika mobil limusin berwarna hitam Obama melaju pelan di jalan utara Gedung Putih sampai Gedung Capitol. Saat Obama kembali ke Gedung Putih usai dilantik menjadi presiden ke-44 AS, Bush dalam perjalanan pulang ke rumah peternakannya di Texas bersama mobil-mobil pengangkut barang.
Obama mengawali agenda resmi pada hari paling sejarah dalam hidupnya itu dengan mendatangi Gereja St. John untuk berdoa bersama untuk selanjutnya menjemput Presiden George W. Bush di Gedung Putih pada pukul 10.00 waktu setempat. Dalam perjalanan dari Blair House, tempat Obama tinggal sementara di Washington D.C., Obama dan keluarga untuk kali pertama mengendarai mobil kepresidenan Cadillac One yang berjuluk "The Beast".
Bush dan istri, Laura, menyambut Obama dan istri, Michele, di serambi Gedung Putih. Michelle dengan balutan terusan warna hijau muda motif bordir batik yang dibungkus dengan mantel senada tampak anggun menggandeng kedua putrinya, Malia dan Sasha, yang memakai setelan dengan warna senada. Setelah berbasa-basi sebentar, rombongan Obama dan Bush bersama-sama melaju lokasi pelantikan Gedung Capitol di Pennsylvania Avenue.
Baca Juga:
WASHINGTON D.C. - Tengah malam tadi presiden terpilih Barack Hussein Obama resmi menjadi presiden ke-44 Amerika Serikat (AS). Pelantikan presiden
BERITA TERKAIT
- Listrik Padam di Seantero Spanyol & Portugal, Penyebabnya Masih Misteri
- Orang Tertua di Jepang Meninggal Dunia, Sebegini Usianya
- Ledakan di Pelabuhan Iran, 8 Korban Tewas, 750 Terluka
- Dewan Pakar BPIP Djumala: KAA, Legacy Indonesia dalam Norma Politik Internasional
- Konflik Kashmir: Ketika Air Jadi Senjata Geopolitik
- Dukung Prabowo, Gelora Bekali Sukarelawan untuk Bantu Warga Palestina