Obama Janji Temui Dalai Lama
Kamis, 08 Oktober 2009 – 06:52 WIB
WASHINGTON - Menuai banyak kritik karena menjadi presiden Amerika Serikat (AS) pertama yang tidak menemui Dalai Lama dalam kunjungannya ke Washington, Barack Obama ambil sikap. Selasa (6/10) waktu setempat, pemimpin 48 tahun itu mengungkapkan janjinya untuk menemui tokoh spiuritual Tibet itu dalam waktu dekat. "Juru Runding Dalai Lama, Lodi Gyari, sudah menyepakati kebijakan Obama ini," imbuh Gibbs. Sebab, menurut dia, hubungan baik AS dan Tiongkok pun akan memberikan keuntungan untuk masyarakat Tibet. Termasuk, Dalai Lama. Padahal, belakangan, hubungan dua negara yang saling bersaing dalam bidang militer dan ekonomi itu sedang membaik.
"Kami sudah bertemu Dalai Lama dan stafnya. Kami sepakat mengagendakan pertemuan dengan presiden (Obama) dalam kesempatan lain tahun ini," terang Jubir Gedung Putih Robert Gibbs dalam jumpa pers, seperti dikutip Agence France-Presse, Rabu (7/10). Dalam kesempatan itu dia membantah keras isu yang menyebut Obama tunduk kepada pemerintah Tiongkok terkait keputusannya tidak bertemu Dalai Lama.
Baca Juga:
Gibbs menegaskan bahwa Washington menaruh kepedulian yang sama terhadap Tiongkok dan Tibet. Hanya saja, lanjut dia, Obama tidak ingin memantik perseteruan dengan Beijing menjelang lawatan pertamanya sebagai presiden November mendatang. Karena itu, presiden kulit hitam pertama Negeri Paman Sam tersebut memilih untuk menunda pertemuannya dengan Dalai Lama.
Baca Juga:
WASHINGTON - Menuai banyak kritik karena menjadi presiden Amerika Serikat (AS) pertama yang tidak menemui Dalai Lama dalam kunjungannya ke Washington,
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer