Obama Kunjungi Calon Rumah
Rabu, 12 November 2008 – 12:00 WIB
Juru Bicara Gedung Putih, Dana Perino, mengungkapkan, pembicaraan Obama dengan Bush berlangsung dengan baik, konstruktif, santai, dan bersahabat. ”Mereka berbicara tentang persoalan domestik dan internasional. Presiden (Bush) kembali menyampaikan janji adanya transisi yang mulus bagi pemerintahan selanjutnya,” kata Perino.
Senada dengan itu, Juru Bicara Obama, Robert Gibbs, mengungkapkan, topik utama pembicaraan Obama dan Bush adalah seputar situasi ekonomi dan kebijakan luar negeri, antara lain mengenai perlunya mengembalikan arah perekonomian ke jalur yang semestinya, serta apa yang terjadi di industri otomotif. ”Mereka juga membahas sektor perumahan, termasuk kemungkinan penyitaan yang dihadapi rakyat,” jelas Gibbs.
Jika pembicaraan Bush dan Obama didominasi tema-tema berat. Laura dan Michelle justru terlihat akrab bercengkrama soal ”ibu-ibu”. Laura mengajak Michelle yang terlihat anggun dengan terusan merah menyala melihat-lihat kamar tidur yang digunakan anak-anak presiden sebelumnya. Laura banyak mengajari Michelle bagaimana membesarkan anak di lingkungan Gedung Putih.
Keluarga Obama memiliki dua putri, Malia, 10, dan Sasha, 7, yang akan menjadi anak-anak belia pertama di gedung eksekutif itu sejak Chelsea Clinton, yang berusia 12 tahun ketika ayahnya, Bill Clinton, menjadi presiden pada 1993. Sedangkan keluarga Bush memiliki dua putri dewasa, Jenna dan Barbara, yang telah kuliah di perguruan tinggi.
WASHINGTON – Gedung Putih menerima kunjungan calon penghuni kulit hitam pertamanya sejak dibangun pada 1792, Barack Hussein Obama. Karena menjadi
BERITA TERKAIT
- Gencatan Senjata Tak Berpengaruh, Tentara Israel Tetap Lakukan Pelanggaran di Lebanon
- Arab Saudi Janjikan Pelayanan Kelas Dunia untuk Jemaah Haji & Umrah
- Korsel Diguncang Skandal Politik, Korut Pamer Rudal Hipersonik
- Jerman dan Amerika Diguncang Aksi Teror, Prancis Panik
- Iran Izinkan Anak 14 Tahun Jalani Operasi Plastik demi Kecantikan
- Elite Palestina Siap Bernegosiasi dengan Bos Intel Israel di Doha