Obama Minta Maaf setelah Kritik Polisi
Minggu, 26 Juli 2009 – 12:06 WIB
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menarik komentarnya soal penangkapan dosen Harvard University yang berkulit hitam. Itu dilakukan setelah media dan publik negeri Paman Sam menerjemahkan kritiknya terhadap kinerja polisi Cambridge, Massachusetts, tersebut rasis. Konon, petugas yang menangkap profesor Henry Louis Gates dalam insiden salah tangkap itu adalah Sersan James Crowley. Penangkapan tersebut terjadi setelah tetangga Gates melaporkan percobaan perampokan di kediaman sang dosen kepada polisi. Saat itu, menurut BBC, Gates dan asistennya baru pulang dari perjalanan luar kota. Sesampai di rumah, mereka baru sadar bahwa kunci rumah Gates hilang. Mereka pun lantas masuk paksa ke rumah.
Jumat (24/7) malam waktu setempat (kemarin pagi WIB), Obama menelepon pejabat berwenang untuk minta maaf. "Saya seharusnya bisa memberikan komentar yang lebih pantas," ujar presiden ke-44 AS itu di hadapan para jurnalis di Gedung Putih seperti dikutip Agence France-Presse kemarin (25/7).
Sekitar dua jam sebelumnya, sejumlah besar personel kepolisian di Cambridge, Massachusetts, menuntut Obama minta maaf. Mereka tidak terima dengan kritik sang presiden yang mengaitkan penangkapan dosen kulit hitam tersebut dengan tindakan rasis. Saat itu, dalam komentar terbukanya, Obama menyayangkan aksi bodoh para polisi kulit putih yang menangkap profesor kulit hitam ketika hendak masuk ke rumahnya sendiri.
Baca Juga:
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menarik komentarnya soal penangkapan dosen Harvard University yang berkulit hitam. Itu dilakukan
BERITA TERKAIT
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Bertemu Paus Fransiskus, Arsjad Rasjid Bawa Misi Kemanusiaan
- Beginilah Cara Iran Merekrut Warga Israel Jadi Mata-Matanya
- Hmmm... Puluhan Warga Yahudi Israel Mau Jadi Mata-Mata Iran
- Erdogan Jorjoran Menyokong Musuh Assad, Apa Kepentingan Turki di Suriah?
- Geledah Kantor Presiden, Polisi Korsel Cari Bukti Pengkhianatan