Obama Resmi Jadi Capres Lagi
Sabtu, 08 September 2012 – 09:25 WIB
Kondisi perekonomian AS, tampaknya, masih akan menjadi tantangan terbesar Obama. Sebab, kali ini Obama dan Biden harus bersaing dengan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang sama-sama melek ekonomi. Seolah menguji kesiapan Obama, pemerintah merilis laporan statistik angkatan kerja bulanan. Hingga akhir Agustus lalu, angka pengangguran tercatat 8,3 persen.
Baca Juga:
Sepanjang sejarah, tidak pernah ada presiden AS yang kembali terpilih setelah menutup periode kepemimpinannya dengan angka pengangguran di atas 8 persen. Tapi, Obama tidak mau terjerat dalam stigma tersebut. Presiden keturunan Kenya itu akan memanfaatkan waktu sepuluh pekan yang masih dia miliki hingga hari pencoblosan dengan sebaik mungkin. Dia yakin, bisa kembali memenangi simpati publik.
Untuk mempertajam perbedaannya dengan Romney, Obama menyelipkan satu pesan penting dalam setiap pidato maupun iklan politiknya. Yakni, bahwa kebijakan perekonomian yang telah dia susun dan sedang berjalan saat ini punya peluang lebih besar untuk mengentas AS dari krisis. "Hanya tinggal menunggu waktu untuk memetik buah dari kebijakan yang telah kita semai," tandas bapak dua anak itu.
Sebaliknya, lanjut presiden kulit hitam pertama AS itu, Romney yang berasal dari kalangan atas akan cenderung melahirkan kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada kaumnya. Apalagi, mantan gubernur Massachusetts itu tidak pernah menjalani hidup sebagai pekerja kelas menengah. Padahal, sebagian besar warga AS adalah kalangan menengah seperti Obama.
CHARLOTTE - Konvensi Nasional Partai Demokrat berakhir Kamis malam waktu setempat (6/9) atau kemarin pagi WIB (7/9). Time Warner Cable Arena di Kota
BERITA TERKAIT
- Jaga Demokrasi, 60 Universitas Jerman Angkat Kaki dari X
- Ukraina & Suriah Perkuat Hubungan Diplomasi Kemanusiaan di Tengah Invasi Rusia
- Gencatan Senjata Tak Berpengaruh, Tentara Israel Tetap Lakukan Pelanggaran di Lebanon
- Arab Saudi Janjikan Pelayanan Kelas Dunia untuk Jemaah Haji & Umrah
- Korsel Diguncang Skandal Politik, Korut Pamer Rudal Hipersonik
- Jerman dan Amerika Diguncang Aksi Teror, Prancis Panik