Obama Sudah Kantongi Bukti
jpnn.com - JPNN.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama yakin Rusia berada di balik peretasan yang membuat tercoreng reputasi Hillary Clinton dalam pemilihan presiden (pilpres) lalu.
Akibatnya, Clinton kalah dan kemenangan berpihak kepada Donald Trump. Konon, itulah tujuan peretasan Rusia.
Karena itu, di akhir masa jabatannya, Obama memersonanongratakan 35 diplomat Rusia. Tetapi, Kremlin tidak membalas pengusiran itu.
Bahwa AS dan Rusia tidak pernah akur, dunia sudah mengetahui. Bahkan, dua negara kuat yang pernah menjadi poros Blok Barat dan Blok Timur itu selalu diyakini berada di balik banyak konflik internasional yang tidak kunjung usai.
Saat AS berkubu kepada satu pihak, cepat atau lambat Rusia pun akan berkubu kepada pihak lawan. Yang paling anyar, AS dan Rusia berkonfrontasi di Syria meski tidak langsung.
Kendati demikian, saat Obama menyebut Rusia mendalangi kisruh pilpres AS pada November lalu, tidak semua orang percaya begitu saja.
Banyak yang menganggap pemimpin 55 tahun itu asal tuding. Tetapi, sebagian yang lain punya pendapat yang sama dengan Obama meskipun masih menuntut bukti-bukti.
Dan, ternyata Washington memang punya buktinya. Setidaknya, bukti yang mengarah kepada keterlibatan Rusia.
JPNN.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama yakin Rusia berada di balik peretasan yang membuat tercoreng reputasi Hillary Clinton
- Polisi Kejar 8 Perampok WN Ukraina di Bali, Kerugian Capai Rp3,4 M
- WNA Rusia Merampok Rp 3,4 Miliar Milik Bule Ukraina di Bali
- Ukraina Tunjukkan Komitmen Transparansi dan Akuntabilitas di Tengah Invasi Rusia
- Trump Sesumbar Bakal Membereskan Perang di Ukraina, Menlu Amerika: Ini Sulit
- Ukraina & Suriah Perkuat Hubungan Diplomasi Kemanusiaan di Tengah Invasi Rusia
- Rusia Mengembangkan Konsol Video Gim Secara Mandiri