Obama Tolak Dialog Dengan Hamas
Sabtu, 24 Januari 2009 – 05:50 WIB
WASHINGTON – Sebagai pemimpin baru, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama sukses melakukan gebrakan, dengan memilih beberapa kebijakan yang berseberangan dengan pendahulunya. Namun, tidak semua. Sejumlah kebijakan lama yang sering membuat AS dikritik justru tetap dipertahankan. Terkait misi damainya untuk Timur Tengah, terutama Israel-Palestina, presiden ke-44 itu menunjuk George J. Mitchell sebagai utusan khusus. Agenda utama mantan ketua mayoritas Senat AS itu adalah mengawasi gencatan senjata di Gaza. Mitchell harus bisa memastikan, gencatan senjata itu terjaga seiring dilancarkannya misi damai Israel dengan dunia Arab.
Salah satunya adalah kebijakan untuk menjauhkan diri dari Hamas, yang mereka cap sebagai kelompok teroris. Terbukti, dalam pembahasannya tentang Timur Tengah dan penunjukkan utusan-utusan damai, tokoh 47 tahun itu sama sekali tidak menyinggung Hamas. Justru, dia membela agresi 22 hari yang dilancarkan Israel ke Jalur Gaza. Obama menyebut aksi militer itu sebagai upaya bela diri atas serangan Hamas.
Baca Juga:
”Perdamaian abadi butuh lebih dari sekedar gencatan senjata jangka lama, dan itulah sebabnya saya akan mempertahankan komitmen aktif untuk mengupayakan kedua negara hidup berdampingan dengan aman dan tenteram,” papar Obama seperti dikutip Associated Press kemarin (23/1). Dua negara yang dia maksudkan Israel dan Palestina.
Baca Juga:
WASHINGTON – Sebagai pemimpin baru, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama sukses melakukan gebrakan, dengan memilih beberapa kebijakan
BERITA TERKAIT
- Ukraina & Suriah Perkuat Hubungan Diplomasi Kemanusiaan di Tengah Invasi Rusia
- Gencatan Senjata Tak Berpengaruh, Tentara Israel Tetap Lakukan Pelanggaran di Lebanon
- Arab Saudi Janjikan Pelayanan Kelas Dunia untuk Jemaah Haji & Umrah
- Korsel Diguncang Skandal Politik, Korut Pamer Rudal Hipersonik
- Jerman dan Amerika Diguncang Aksi Teror, Prancis Panik
- Iran Izinkan Anak 14 Tahun Jalani Operasi Plastik demi Kecantikan