Obat Batuk Umum Berpotensi Sebabkan Alergi Anestesi Saat Operasi
Para dokter anestesi di Australia menyerukan agar lebih dari 50 merk obat batuk dibatasi, karena adanya kekhawatiran bahwa obat batuk umum yang biasa digunakan masyarakat bisa menyebabkan reaksi alergi yang parah selama proses operasi.
Selama tiga tahun terakhir di Australia, enam orang telah tewas setelah mengalami reaksi alergi parah atas obat pelega otot, yang secara reguler digunakan dalam anestesi umum.
Makin banyak orang menderita anafilaksis, tapi mereka selamat berkat respon cepat dari tim medis.
Ketua Himpunan Alergi Anestesi Australia dan Selandia Baru, Michael Rose, mengatakan, asosiasinya meyakini, ‘pholcodine’, bahan aktif dalam sejumlah obat batuk dan pelega tenggorokan, adalah faktor penting yang terdapat pada orang dengan reaksi anafilaksis.
"Kami ingin melihat agar pembelian ‘pholcodine’ bisa dilakukan hanya jika disertai resep," kata Dr Michael.
Ia mengatakan, penelitian menunjukkan, sejumlah kecil orang yang menggunakan ‘pholcodine’ bisa membentuk antibodi yang dapat bereaksi dengan beberapa pelega otot, yang digunakan dalam anestesi, dan berpotensi mengalami resiko besar ketika menjalani operasi.
Bukti utama dari hubungan potensial antara ‘pholcodine’ dan alergi parah terhadap pelega otot berasal dari Skandinavia.
Para dokter anestesi di Australia menyerukan agar lebih dari 50 merk obat batuk dibatasi, karena adanya kekhawatiran bahwa obat batuk umum yang biasa
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat