Obat ini Diklaim Menurunkan Risiko Kematian Akibat COVID-19, Faktanya Begini
Peneliti mencatat efek samping umumnya ringan seperti sakit kepala dan ini sulit dibedakan apakah akibat COVID-19 atau bukan.
Siapa yang akan dapatkan pil ini?
Berbekal hasil uji klinik fase 3, pihak Merck berencana mencari otorisasi darurat dari BPOM Amerika Serikat (FDA) untuk bisa segera digunakan warga Amerika.
Bila semua proses berjalan lancar, regulator bisa mengesahkan obat tersebut sebelum akhir tahun ini.
Kepala penasihat medis untuk Presiden Amerika Serikat Dr. Anthony S. Fauci mengatakan tidak dapat memberikan batas waktu tertentu untuk persetujuan.
"FDA akan melihat data dan dengan cara yang sangat efisien dan efektif akan memeriksa data secepat mungkin," tutur dia.
Bila disetujui, maka pil hanya ditujukan untuk pasien COVID-19 yang tidak dirawat rumah sakit.
Uji klinis fase 3 hanya melibatkan mereka yang belum divaksinasi karena dianggap berisiko tinggi terkena COVID-19 seperti halnya lansia atau orang dengan kondisi medis seperti diabetes atau penyakit jantung.
Obat yang diproduksi perusahaan farmasi asal Amerika Serikat ini diklaim menurunkan risiko kematian akibat COVID-19, faktanya seperti ini.
- IDI Jawa Tengah Bagikan Info Jenis Obat Pengidap HIV/AIDS
- Redakan Gusi Bengkak dengan Mengonsumsi 3 Obat Ini
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Polisi Bongkar Pabrik Obat Keras Ilegal di Tasikmalaya, Omzet Miliaran Rupiah
- 3 Jenis Obat yang Aman Dikonsumsi Penderita Asma
- Tips Menggunakan Aplikasi Pengingat Minum Obat untuk Pasien Penyakit Kronis