Obat Terapi Covid-19 Langka dan Harganya Gila-Gilaan, Mufti Anam: Usut Tuntas!
"Nah, bagaimana orang sehat yang kelompok menengah ke atas itu bisa mendapatkan obat-obat tersebut? Padahal mereka sehat. Kan kalau beli, harus ada resep dokter. Ada apa ini? Harus diusut tuntas," kata Mufti.
“Berarti kelangkaan obat tak melulu soal pasokan, tapi ada permainan mafia obat,” ujar politisi muda PDI Perjuangan tersebut.
Menurut Mufti, dengan menunjukkan iktikad untuk membereskan pihak-pihak yang diduga memainkan obat, pemerintah akan mendapat dukungan publik yang luar biasa.
"Dukungan publik ini penting untuk menyukseskan penanganan pandemi. Manajemen soal obat menjadi salah satu penentu kepercayaan publik ke pemerintah,” ujarnya.
Mufti juga mendukung dalam jangka pendek pemerintah segera mengimpor obat-obatan yang dinilai masih langka.
Namun, dia kembali mengingatkan agar distribusinya berkeadilan dan bebas dari praktik memburu rente sesaat.
"Jangan ada pihak yang bisa dapat akses, lalu memborong dan menjualnya kembali dengan harga gila-gilaan,” kata Mufti.
Pandemi, lanjut Mufti, harus menjadi momentum untuk pembenahan industri obat secara terintegrasi, baik dari sisi industri bahan baku obat, produksi obat, hingga distribusi yang berkeadilan.
Menurut Mufti Anam, hampir semua daerah obat terapi Covid-19 langka dan harganya sangat mahal.
- Dukungan Anies untuk Pram-Rano Bakal Berdampak Signifikan
- Agung Sebut Pilkada Jateng Jadi Ajang Pertarungan Efek Jokowi vs Megawati
- Ikuti Arahan Jokowi, Pujakesuma Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada DKI
- KPK Cecar Ipar Jokowi terkait Pengaturan Lelang di Kemenhub
- Tanggapi Dukungan Jokowi Kepada Ridwan-Suswono, Syafrudin Budiman: Tanda-Tanda Kemenangan
- Pilkada Landak: Kaesang Sebut Heri-Vinsesius Didukung Jokowi & Prabowo