Obat Tradisional Banyak Pakai Bahan Kimia
Berbahaya, Harus Segera Dihentikan
Selasa, 11 Oktober 2011 – 01:47 WIB
Sementara itu, ulasan tentang resiko atau bahaya mengkonsumsi obat tradisional yang dicampur bahan kimia obat diutarakan oleh dr Ari Fahrial Syam SpPD. Dokter sekaligus dosen Fakultas Kedokteran (FK) UI itu menuturkan, obat tradisional yang dicampur bahan kimia obat ini cukup berbahaya.
Setelah menyimak daftar obat tradisional yang terkontaminasi bahan kimia obat dari BPOM, Ari menuturkan, tujuh obat tradisional mengandung zat kimia berupa obat anti radang non steroid (fenilbutason, piroksikam atau natrium diklofenak). Ari menjelaskan, obat tradisional yang mengandung zat kimia tersebut memiliki efek samping yang kuat pada saluran cerna atas, terutama lambung dan usus dua belas jari. "Efeknya bisa luka permukaan, erosi, bahkan luka yang dalam pada lambung atau usus dua belas jari," katanya.
Tanda-tanda efek samping ini, tutur Ari, orang akan merasa tidak nyaman di sekitar ulu hati, seperti nyeri, panas, disertai mual hingga muntah-muntah. Efek yang paling keras diantaranya, muncul pendarahan di lambung hingga kebocoran pada usus dua belas jari.
Ari menuturkan, separuh dari kasus pendarahan saluran cerna atas berhubungan dengan konsumsi obat-obatan tradisional yang mengandung obat anti radang. Dalam jangka panjang, konsumsi obat-obatan tradisional ini bisa memicu kerusakan ginjal. "Dengan kemasan obat tradisional, itu hanya digunakan sebagai dalih saja," tutur Ari.
JAKARTA - Sejumlah tugas besar menunggu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Yang paling mendesak adalah bocornya bahan-bahan kimia obat dan industri
BERITA TERKAIT
- 2 Koleksi Panel Dinding Rumah Bergaya Alami Diluncurkan
- Jutaan Ton Sampah Plastik Cemari Lingkungan, Kondisi TPA Mengkhawatirkan
- Hadirkan Kesegaran Sehat, Healthy Drink Pikat Pengunjung BFA Surabaya
- Kata Pakar soal BPA pada Galon Polikarbonat, Mitos atau Fakta?
- Majukan Brand Lokal Indonesia Melalui Panggung Hybrid Fashion Show
- Herbalife Kampanyekan Pentingnya Asupan Protein, Dorong Hidup Sehat