Obesitas Beresiko Terkena Migrain
jpnn.com - Kelebihan berat badan tak hanya menambah risiko seseorang untuk terkena diabetes maupun sakit jantung. Sebuah studi baru menambahkan, seseorang yang mengalami obesitas juga berisiko dua kali lipat terkena migrain atau sakit kepala sebelah.
Peneliti menemukan bahwa orang-orang yang mengalami obesitas 81 persen lebih cenderung mengalami migrain episodik daripada yang berberat badan normal.
Kesimpulan ini diperoleh peneliti setelah 3.862 partisipan berusia rata-rata 47 tahun mengisi survei untuk mengetahui tinggi dan berat badan serta gejala migrain yang dimiliki.
Total 1.044 partisipan dinyatakan obesitas dan 188 partisipan mengidap migrain episodik (kadang-kadang). Tapi ternyata partisipan obes berpeluang 81 persen lebih besar untuk mengidap migrain episodik dengan frekuensi berapapun, dibandingkan partisipan yang berat badannya ideal/sehat.
Migrain episodik merupakan salah satu jenis migrain yang menyerang sebagian besar penderita migrain, berupa sakit kepala akut yang terjadi kurang dari 15 hari dalam sebulan. Sebaliknya penderita migrain kronis akan merasa tak enak badan lebih dari 15 hari dalam sebulan.
Untuk itu, peneliti menduga jika diet atau penurunan berat badan serta olahraga rutin dapat membantu mengatasi masalah para penderita migrain. Namun temuan itu juga mengindikasikan kaitan antara migrain dengan obesitas ini jauh lebih banyak terlihat pada penderita berusia di bawah 50 tahun.
"Studi-studi sebelumnya telah memperlihatkan adanya kaitan antara orang-orang yang menderita migrain kronis dan obesitas, tapi studi kami tidak menemukan jawaban ketika mengaitkan kondisi itu dengan orang-orang yang serangan migrainnya tak begitu sering terjadi," kata peneliti dari Johns Hopkins University School of Medicine, Baltimore, Dr Barbara Lee Peterlin, seperti dilansir laman Daily Mail.
"Apalagi obesitas adalah salah satu faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan karena banyak obat-obatan penurun berat badan, temuan ini dirasa penting bagi penderita migrain dan dokter-dokter mereka," katanya lebih lanjut.
Kelebihan berat badan tak hanya menambah risiko seseorang untuk terkena diabetes maupun sakit jantung. Sebuah studi baru menambahkan, seseorang yang
- Kevin Pramudya Berbagi Tip Agar Foto-foto Liburan Lebih Kece
- Sambut 2025, AQUA Berbagi Cara Menciptakan Susana Baru di Rumah
- Memasuki Musim Pancaroba, Bejo Jahe Merah Gelar Razia Angin
- BPOM Ingatkan Risiko BPA dari Galon, Pakar Beri Pendapat Berbeda
- Kolaborasi Spesial Hadirkan Squid Game Season 2 di Netflix
- Obati Penyakit Parkinson dengan Rutin Mengonsumsi 7 Herbal Ini