Obituari Ratna Indraswari; Penulis Handal yang Tak Menyerah dengan Keterbatasannya
Di Liang Lahat, Piranti Menulis Itu Ikut Dimakamkan
Selasa, 29 Maret 2011 – 08:08 WIB
Adik kandung Ratna nomor 9, Saiful Bachri Ibrahim, menceritakan, sebelum kakaknya meninggal, ada keluhan yang terucap dari bibir Ratna. "Dia merasa kehilangan ide untuk menulis. Namun, saya tetap memberinya semangat untuk tetap berkarya," ujar Saiful.
Sebab, telah banyak hal yang dia lakukan untuk kemajuan seni sastra di negeri ini serta kemajuan pemikiran kaum perempuan pribumi. Bahkan, dalam kiprah seni di Kota Malang, Ratna bisa menjadi panutan bagi para seniman lain. "Banyak ide kreatif yang muncul dalam pembicaraan santai di rumahnya," ungkap dia.
Di dunia sastra tanah air, karya-karya Ratna berserakan di sejumlah media cetak nasional mulai 1993 hingga 1996. Pada 1996, karya Ratna terpilih masuk dalam Antologi Cerpen Perempuan ASEAN. Kumpulan cerpennya juga sudah diterbitkan dalam dua buku berjudul Massa dan Aminah di Suatu Hari.
Ada beberapa novel karyanya. Antara lain, Kado Istimewa, Menjelang Pagi, Namanya Massa, Lakon di Kota Senja, Sumi dan Gambarnya, Lemah Tanjung, Pecinan di Kota Malang, dan Lipstik dalam Tas Doni.
Ratna Indraswari Ibrahim, salah seorang novelis dan cerpenis andal tanah air yang namanya harum di kancah internasional, kemarin (28/3) pergi untuk
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408