Obral Janji Referendum
Presiden Yaman yang Terdesak
Jumat, 11 Maret 2011 – 09:10 WIB
SANAA - Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh akhirnya menurunkan posisi tawar terhadap tekanan demonstran. Dia berjanji mengubah sistem pemerintahan menjadi parlementer. Namun, oposisi merespons sinis dengan menyatakan bahwa keputusan tersebut terlambat. Pernyataan terbuka tersebut selang sehari setelah polisi membubarkan demonstrasi di kampus Universitas Sanaa Rabu (9/3) yang menewaskan satu orang demonstran anti pemerintah. Saleh berjanji, referemdum untuk mengubah konstitusi tersebut terlaksana sebelum akhir tahun. Nanti ada pembagian kekuasaan antara presiden dan pemerintah.
Dalam pidato di depan ribuan warga di sebuah stadion Kota Sanaa, Saleh berjanji mereferendum konstitusi pada akhir tahun. Pemimpin veteran tersebut juga meminta militer untuk memastikan keselamatan demonstran anti pemerintah setelah 30 orang tewas dalam beberapa pekan terakhir.
Baca Juga:
"Saya mengusulkan wacana baru untuk menghindari pemakzulan," serunya dalam pidato yang juga disiarkan melalui televisi nasional tersebut. Televisi nasional bahkan harus membatalkan siaran sejumlah acaranya untuk menyiarkan pidato Saleh.
Baca Juga:
SANAA - Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh akhirnya menurunkan posisi tawar terhadap tekanan demonstran. Dia berjanji mengubah sistem pemerintahan
BERITA TERKAIT
- Amerika Coret Kuba dari Daftar Hitam Negara Pro-Terorisme, Selamat!
- Pemerintah Imbau Jemaah Asal Indonesia Tidak Berulah
- Jepang & Korsel Sepakat Perkuat Hubungan dengan Amerika
- Mengambek, Presiden Korsel Mangkir Sidang Pemakzulan Perdana
- Kebakaran Hutan di California Sudah Renggut 24 Nyawa
- Jaga Demokrasi, 60 Universitas Jerman Angkat Kaki dari X