Obral Janji Referendum

Presiden Yaman yang Terdesak

Obral Janji Referendum
Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh. Foto: AP Photo/Hani Mohammed
SANAA - Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh akhirnya menurunkan posisi tawar terhadap tekanan demonstran. Dia berjanji mengubah sistem pemerintahan menjadi parlementer. Namun, oposisi merespons sinis dengan menyatakan bahwa keputusan tersebut terlambat.

Dalam pidato di depan ribuan warga di sebuah stadion Kota Sanaa, Saleh berjanji mereferendum konstitusi pada akhir tahun. Pemimpin veteran tersebut juga meminta militer untuk memastikan keselamatan demonstran anti pemerintah setelah 30 orang tewas dalam beberapa pekan terakhir.

 "Saya mengusulkan wacana baru untuk menghindari pemakzulan," serunya dalam pidato yang juga disiarkan melalui televisi nasional tersebut. Televisi nasional bahkan harus membatalkan siaran sejumlah acaranya untuk menyiarkan pidato Saleh.

Pernyataan terbuka tersebut selang sehari setelah polisi membubarkan demonstrasi di kampus Universitas Sanaa Rabu (9/3) yang menewaskan satu orang demonstran anti pemerintah. Saleh berjanji, referemdum untuk mengubah konstitusi tersebut terlaksana sebelum akhir tahun. Nanti ada pembagian kekuasaan antara presiden dan pemerintah. 

SANAA - Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh akhirnya menurunkan posisi tawar terhadap tekanan demonstran. Dia berjanji mengubah sistem pemerintahan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News