Obral Janji Referendum
Presiden Yaman yang Terdesak
Jumat, 11 Maret 2011 – 09:10 WIB
Republik Yaman adalah penyatuan antara Yaman Utara dan Selatan pada 1990. Saleh berkuasa di Republik Yaman Arab atau Yaman Utara sejak 1978. Pemilihan presiden secara langsung untuk kali pertama dihelat pada 1999.
Washington telah menyatakan keprihatinan atas jatuhnya korban di pihak demonstran. Namun, Presiden Barack Obama tidak pernah menekan Saleh untuk turun dari jabatannya. Tidak seperti dalam kasus Mesir ketika Washington dengan jelas meminta Hosni Mubarak turun. Juru Bicara Departemen Luar Negeri Mark Toner mendesak pemerintah Yaman menginvestigasi adanya pengerahan massa dalam jumlah besar saat menghadapi demonstran di kampus Universitas Sanaa Rabu (9/3).
Sementara itu, Selasa (8/3) Juru Bicara Gedung Putih Jay Carey menyatakan, Washington berharap presiden Yaman fokus untuk mereformasi politik yang bisa merespons aspirasi rakyatnya. Yaman adalah salah satu negara yang ikut terimbas pengaruh revolusi di beberapa negara di Afrika Barat dan Timur Tengah. (cak/c6/dos)
SANAA - Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh akhirnya menurunkan posisi tawar terhadap tekanan demonstran. Dia berjanji mengubah sistem pemerintahan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta Ikut Nobar Laga Indonesia vs Jepang
- KBRI Dili Gelar Nobar Laga Timnas Indonesia vs Jepang
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- Kang TB Sodorkan 4 Catatan Kritis soal Joint Statement Maritime RI-Tiongkok
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Ditunjuk Jadi Wakil Ketua Delegasi, Raja Juli Mendampingi Hashim ke Forum COP29