OC Tutup Kantor, Profesi Advokat Dibuat Kehilangan
Saya dipaksa untuk belajar. Tapi ia juga merupakan teman yang enak berdiskusi dan berdebat. Mau menerima pendapat dari siapapun, tapi dia punya prinsip. Saya anggap ilmu yang beliau berikan sudah cukup. Saya assisten beliau yang dekat berkomunikasi dan belajar. Kemudian saya buktikan setelah meninggalkan kantor beliau, bersama-sama dengan beliau ambil S2 dan S3 di Universitas Padjajaran. Beliau cumlaude, saya juga. Dia sangat respek pada orang-orang yang punya kemampuan dan keinginan. Dia tidak iri apabila anak buahnya maju. Malahan dia mendukung.
Setelah ditangkap KPK, OC berniat menutup kantor pengacaranya. Tanggapan Anda?
Kalau memang langkah itu dilakukan OC Kaligis, berarti suatu keprihatinan bagi profesi advokat. OC selama ini tempat orang belajar menggali ilmu kepengacaraan. Demikian juga saya tahu persis, bagaimana dedikasi beliau memberi pendidikan dan beasiswa, waktu membina kantornya.
Harapan saya OC kaligis tetap berkiprah. Saya tahu persis komitmen beliau dalam penggalangan pembinaan advokat muda.
Menurut Anda mengapa OC berkeinginan menutup kantornya?
Saya tahu hatinya. Dia prihatin. Bayangkan seorang penegak hukum diperlakukan seperti itu (tanpa pemberitahuan dijemput paksa untuk ditahan,red). Apalagi kepada masyarakat. Itu sebetulnya kritik (ingin menutup kantor pengacaranya,red). Dia diperlakukan semena-mena.
Ini kritikan juga pada penegakan hukum lain. Saya tahu persis kecintaan dia dalam penegakan hukum dan selalu mengedepankan profesionalistas.
Mungkin dia sangat kecewa terkait penanganan hukum yang dialami saat ini. Bagaimana perlakuan tanpa ada panggilan resmi sebagai tersangka, tiba-tiba ada dijempat paksa untuk ditahan. Kalau dipanggil sebagai tersangka, saya yakin beliau akan patuh.