Ogah Dikarantina, Sejumlah Warga Australia Menolak Dievakuasi dari Wuhan

Ogah Dikarantina, Sejumlah Warga Australia Menolak Dievakuasi dari Wuhan
Chloe berusia enam bulan dan sedang berada di Wuhan bersama kakek dan neneknya, ibunya keberatan jika ia dikarantina di Christmas Island. (Koleksi pribadi)

"Pemerintah tidak akan mengirim warganya ke pusat penahanan Christmas Island, jika mereka yang terperangkap di Wuhan adalah warga kulit putih Australia," katanya.

"Sebagai seorang ibu, saya akan merasa sangat menyesal membawa anak perempuan saya ke pusat penahanan untuk tujuan karantina."

Ogah Dikarantina, Sejumlah Warga Australia Menolak Dievakuasi dari Wuhan Photo: Pusat penahanan di Christmas Island, sebuah pulau yang rencananya akan menjadi tempat karantina setelah warga Australia dievakuasi. (AAP:Mick Tsikas)

 

Ia juga mengatakan pemerintah tidak melakukan konsultasi dengan warga sebelum membuat pengumuman.

"Kami terpaksa menerima tawaran ini ... kami tidak punya pilihan lain karena Pemerintah hanya memberi kami satu opsi untuk bertahan hidup," katanya.

10 orangtua mengaku kepada ABC jika mereka telah diminta membayar $1.000 per orang, termasuk anak-anak dan bayi, untuk diterbangkan keluar China.

Mereka mengatakan telah menerima telepon dari Konsulat Australia di Shanghai dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT).

Dalam pernyataannya, DFAT mengatakan penarikan biaya "adalah praktik standar selama bertahun-tahun dalam kasus-kasus di mana Pemerintah memberikan bantuan penjemputan, dimana warga Australia diharuskan berkontribusi pada biaya pemulangan mereka."

Orangtua dari beberapa anak Australia yang terperangkap di kota Wuhan, Cina akibat wabah virus corona telah menyampaikan pandangannya soal rencana evakuasi yang diusulkan pemerintah

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News