Ogah Hadapi Gelombang Baru COVID-19, Perdana Menteri Australia Dukung Larangan Kedatangan dari India
"Ini bukan cara yang benar dalam menangani pandemi global."
Selama 24 jam terakhir India mencatat adanya 368.147 kasus baru, dengan jumlah kematian adalah 3.417 sehingga korban yang sudah meninggal adalah 218.959 orang.
Gugatan hukum sedang dipertimbangkan
Sementara itu lembaga Pusat Hukum HAM di Australia mengatakan "sedang aktif mempertimbangkan" untuk mengajukan gugatan hukum mengenai larangan tersebut setelah mendapatkan permintaan dari beberapa warga Australia yang terdampar di luar negeri.
"Ada pertanyaan serius mengenai apakah larangan ini sah menurut hukum Australia," kata direktur pusat hukum tersebut, Hugh de Kretser.
"Bukannya membantu warga Australia yang mengalami kesulitan di luar negeri di India, pemerintah malah menelantarkan mereka, dan lebih buruk lagi ingin menghukum mereka."
Larangan ini diberlakukan oleh Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt melalui UU Biosekuriti.
Bulan Maret tahun lalu, Gubernur Jenderal Australia mengumumkan "kuasa darurat biosekuriti manusia" untuk menangani pandemi, yang memberikan kuasa kepada menteri kesehatan dan pemerintah hak khusus secara darurat untuk mencegah masuknya COVID-19 ke Australia.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison membela kebijakan pemerintah untuk melarang kedatangan dari India sampai tanggal 15 Mei, dengan mengatakan kemungkinan seseorang dijatuhi hukuman penjara karenanya hampir tidak ada
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata