Ogah Kecolongan, Kementerian ESDM Gandeng BNPT

Ogah Kecolongan, Kementerian ESDM Gandeng BNPT
Ignasius Jonan dan Suhardi Alius. Foto: BNPT

“Untuk pengamanan fisik, seperti alat bantu deteksi dini, equipment pengamanan dan cara pengamatan orang yang tidak lazim atau dicurigai di wilayah objek vital ESDM,” tutur mantan Kapolres Metro Jakarta Barat dan Depok ini.

Sementara itu, Jonan menjelaskan, kedua belah pihak sepakat untuk melakukan upaya pencegahan agar objek-objek vital di sektor energi dan sumber daya mineral terhindar dari serangan terorisme.

“Sektor energi dan sumber daya mineral di objek-objek vital seperti kelistrikan itu kan menyangkut hajat hidup orang banyak,” kata Jonan

Mantan menteri perhubungan ini menjelaskan, pengamanan objek-objek vital yang berkaitan dengan pasokan listrik dan bahan bakar minyak (BBM) masih minim.

“Tentunya objek-objek vital seperti ini menjadi sasaran teroris. Yang paling bahaya adalah objek vital yang bisa memengaruhi hajat hidup orang banyak. Misalnya, P2B Gandul yang mengatur beban listrik Jawa-Bali. Pengamanannya minim," kata Jonan.

Objek-objek vital yang dimaksud Jonan misalnya Pusat Pengatur Beban (P2B) listrik, kilang minyak, depo BBM, blok-blok migas yang besar, dan sebagainya.

Jika objek tersebut diserang teroris, pasokan listrik dan BBM untuk masyarakat langsung terganggu.

“Seperti depo Pertamina di Plumpang, di Padalarang, kemudian Kilang Balongan saya kira perlu diperkuat. Di samping itu Blok Rokan, Blok Cepu juga perlu. Untuk itu kami mohon kerja sama dengan BNPT untuk membuatkan standar operasional procedur (SOP) sebagai SOP pengamanan di objek-objek vital tersebut,” ujar mantan direktur utama PT Kereta Api Indonesia ini.

Ancaman serangan terorisme di dunia selama ini telah masuk ke berbagai macam sektor.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News