Asian Games 2018
Oh! Begitu Banyak Cobaan Defia Rosmaniar Sebelum Meraih Emas
jpnn.com, JAKARTA - Rahmi Kurnia, pelatih taekwondoin peraih emas pertama Indonesia di Asian Games 2018 Defia Rosmaniar, menceritakan banyak hal di balik prestasi anak didiknya.
Sebagai yang mendampingi, Rahmi memahami tekad besar di dada Defia adalah karena keinginan untuk menuntaskan pengorbanan selama ini.
"Saya mendampingi Defia dari awal sampai akhir. Mulai 15 Maret sampai 11 Agustus menjalani TC di Korea Selatan. Defia sempat pulang karena ayahnya meninggal, 20 April. Saya bilang kepada Defia, lakukan yang terbaik, buat bangga ayahnya," ungkap Rahmi saat ditemui usai pengalungan medali, di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu (19/8) malam.
Defia Rosmaniar memamerkan medali emasnya sebelum kembali ke hotel atlet. Foto: Amjad/JPNN.com
Melihat kerja keras Defia selama ini yang menempa diri dan terus disiplin menjalankan menu latihan, sampai-sampai untuk menghadiri pemakaman ayahnya saja terlambat, Rahmi pun menilai sudah selayaknya dia meraih prestasi tinggi ini. Apalagi, banyak cobaan yang harus dilalui oleh Defia untuk berada pada titik saat ini.
"Jadi waktu itu kami pulang ke Indonesia karena ayahnya meninggal. Sebetulnya hari Jumat dikuburkan karena kami tahu kabarnya itu Kamis malam. Kami mencari tiket dari Korea tidak bisa, dadakan. Jadi akhirnya dia pulang hari Jumat, sampai Indonesia tengah malam. Lalu Sabtu Defia ke makam, hari Minggu dia sudah kembali dengan semangat yang tinggi," tegasnya.
Tim pelatih pun, menurut Rahmi terus memberikan semangat kepada atlet 23 tahun asal Bogor tersebut. Selain cobaan ayah yang meninggal, Defia juga harus latihan keras, saat yang lain merayakan lebaran mereka masih di negeri orang untuk berlatih.
"Kami yakin yang dilakukan tidak akan sia-sia. Semua sudah diniatkan dengan tulus, untuk negara. Saya bilang semua kerja keras kamu semuanya akan terbayar di podium. Dan syukur Alhamdulillah ternyata doa kita semua terkabul," tandasnya. (dkk/jpnn)
Saat latihan keras di Korea, Defia Rosmaniar mendapat kabar ayahnya meninggal dunia.
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad
- Warganet: Pembukaan Olimpiade Paris Beda Kelas dengan Asian Games 2018
- Dahlan Iskan Ungkap Sosok Arsitek Gala Dinner G20 Bali di GWK, Ternyata
- Wishnu Wishnu
- Ajang Formula E Dibandingkan dengan Asian Games 2018, Raja Pane: Enggak Elok Rasanya
- Hore! Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 dari Denmark, Satu Lagi
- Erick Thohir Sebut Upacara Pembukaan PON Papua Nyaris Mengalahkan Asian Games 2018