O'Jack, Ojek Berargometer Pertama di Indonesia yang Semakin Banyak Pelanggan
Siap Siaga 24 Jam, Tarif Rp 2.000 Per Kilometer
Senin, 27 Juni 2011 – 08:08 WIB
Argometer tak hanya dipasang pada taksi. Di Jogja, sudah ada ojek yang tarifnya ditentukan oleh argometer. Karena itu baru pertama di Indonesia, Muri (Museum Rekor-Dunia Indonesia) pun memberikan penghargaan pada Mei lalu. Belum setahun beroperasi, pelanggan ojek itu sudah mencapai belasan ribu.
DIAR CANDRA, Jogja
SEBUAH motor berwarna kombinasi kuning-hitam siang itu meluncur dengan kecepatan sedang di kawasan Sekip, Sleman. Sang joki motor mengenakan jaket kombinasi serupa (kuning-hitam). Sedangkan yang dibonceng adalah perempuan muda berpakaian kasual. Tak berapa lama kemudian motor tersebut berhenti di depan perpustakaan kampus Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Berapa, Mas?" tanya penumpang motor tersebut. Sebelum menjawab, si joki melihat ke kotak kecil yang dipasang di antara stang dan jok motornya. "Empat ribu lima ratus rupiah," jawab pria berjaket itu. Tak lama, transaksi pembayaran selesai, dan si joki motor meninggalkan penumpangnya.
Itulah gambaran bagaimana ojek berargometer beroperasi di Jogja. Ojek berargometer tersebut diberi nama O"Jack. Itulah taksi motor pertama di Indonesia yang menggunakan sistem argometer dalam pembayarannya. Mei lalu Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri) memberikan penghargaan. "Ini adalah bagian dari terobosan yang bisa saya sumbangkan untuk transportasi Indonesia. Khususnya ojek," kata sang pemilik O"Jack Nanang Kuswoyo.
Argometer tak hanya dipasang pada taksi. Di Jogja, sudah ada ojek yang tarifnya ditentukan oleh argometer. Karena itu baru pertama di Indonesia,
BERITA TERKAIT
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis