O'Jack, Ojek Berargometer Pertama di Indonesia yang Semakin Banyak Pelanggan
Siap Siaga 24 Jam, Tarif Rp 2.000 Per Kilometer
Senin, 27 Juni 2011 – 08:08 WIB
Menurut salah seorang pelanggan O"Jack Matahari Khatulistiwa, pilihan menggunakan jasa ojek di dalam kota sangatlah efektif. "Yang jelas, bebas macet. Apalagi kalau kita kuliah berbarengan dengan jam masuk kantor," ujar mahasiswa Sastra Korea UGM itu.
Selain O"Jack, ada jasa ojek di Jogja bernama O"Jacky. Berdasar usia, O"Jacky terbilang lebih senior. Usaha yang dirintis Agung Suryolaksono, Hendra, dan Adi Laksono itu beroperasi sejak 2008. Hingga kini, setidaknya sudah ada 8"10 armada motor yang beroperasi setiap hari.
Nah, di O"Jacky ini para pengojek tak menjadikan jasa mereka sebagai mata pencaharian utama. Semua adalah pekerja industri kreatif. Mulai seniman, fotografer, event organizer, hingga desainer. Karena itulah, pengojek di O"Jacky lebih santai dan tak ngaya.
"Kami lebih ke arah komunitas saja. Jadi ojek ini" hanya usaha sampingan," kata salah seorang owner O"Jacky Agung Suryolaksono. Meski transaksi tak seramai O"Jack, sehari setiap pengojek rata-rata melayani 7"8 pelanggan. Lonjakan permintaan biasanya terjadi pada akhir pekan. Jumlahnya bisa mencapai 20 pelanggan per pengendara.
Argometer tak hanya dipasang pada taksi. Di Jogja, sudah ada ojek yang tarifnya ditentukan oleh argometer. Karena itu baru pertama di Indonesia,
BERITA TERKAIT
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas