O'Jack, Ojek Berargometer Pertama di Indonesia yang Semakin Banyak Pelanggan

Siap Siaga 24 Jam, Tarif Rp 2.000 Per Kilometer

O'Jack, Ojek Berargometer Pertama di Indonesia yang Semakin Banyak Pelanggan
Foto: JPPhoto
Soal harga, sama dengan O"Jack. Yakni, Rp 2 ribu per kilometer. Karena tak memiliki argometer di kendaraannya, patokan yang digunakan adalah jarak pada spidometer motor. Sebelum berangkat, pelanggan dipesilakan melongok ke spidometer. Jadi, unsur kepercayaan konsumen kepada pengojek sangat diutamakan.

Dan pengendara di O"Jacky tak memakai seragam. "Ini bagian masukan dari konsumen. Katanya lebih nyaman dengan ojek yang tanpa seragam. Kesannya yang ngantar adalah saudara sendiri," jelas Agung. Menurut pria asal Banyuwangi tersebut, ciri ojek tanpa seragam itu akan dipertahankan demi brand mereka.

O"Jacky menggaet konsumen dengan jalan aktif di jejaring dunia maya. Misalnya, Twitter, media on line, dan blog. Jika ingin menggunakan O"Jacky, pelanggan biasanya mengontak nomor telepon yang ada di portal itu. "Karena itu, mayoritas pelanggan kami adalah kaum melek teknologi," ucap Agung.

Karena lebih bersifat komunitas, kata dia, O"Jacky tak memiliki kantor. Jika ada pertemuan, mereka biasanya berkumpul di warung kopi kawasan Candi Gebang atau Maguwiharjo.

Argometer tak hanya dipasang pada taksi. Di Jogja, sudah ada ojek yang tarifnya ditentukan oleh argometer. Karena itu baru pertama di Indonesia,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News