Ojo Kesusu, Ojo Keliru
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Orang Jawa tidak pernah boleh tergesa-gesa (kesusu) dalam melakukan segala hal. Jawa bukan sekadar identitas geografis atau identitas etnis, melainkan identitas filosofis.
Seseorang disebut ‘’ora jowo’’ atau tidak jawa, bukan karena dia berasal dari luar Jawa, tetapi karena dia tidak mempunyai karakteristik Jawa.
Karakteristik ini identik dengan sifat priyayi yang ‘’alus’’ atau halus.
Menurut Ben Anderson, konsep alus ini benar-benar khas Jawa dan hanya bisa diterjemahkan secara harfiah termasuk ke dalam bahasa Inggris.
Tidak ada padanan yang tepat dalam bahasa Inggris untuk konsep ‘’alus’’.
Yang paling mendekati maknanya adalah ‘’refined’’, itu pun agak dipaksakan.
Ben Anderson memilih untuk tidak menerjemahkan alus ke dalam bahasa Inggris.
Salah satu karakter alus adalah tidak kesusu dan tidak keliru dalam mengambil keputusan penting.
Soal suksesi kepresidenan 2024, Jokowi selalu memakai idiom Jawa. Dia memakai narasi ojo kesusu di depan Projo. Di Surabaya Jokowi memakai narasi ojo keliru.
- Dukungan Anies untuk Pram-Rano Bakal Berdampak Signifikan
- Agung Sebut Pilkada Jateng Jadi Ajang Pertarungan Efek Jokowi vs Megawati
- Ikuti Arahan Jokowi, Pujakesuma Dukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada DKI
- KPK Cecar Ipar Jokowi terkait Pengaturan Lelang di Kemenhub
- Tanggapi Dukungan Jokowi Kepada Ridwan-Suswono, Syafrudin Budiman: Tanda-Tanda Kemenangan
- Pilkada Landak: Kaesang Sebut Heri-Vinsesius Didukung Jokowi & Prabowo