Ojo Kesusu
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Megawati Soekarnoputri sebagai mami dan yang empunya partai tetap membela sang putri. Mega pun mengancam akan memecat siapa saja yang tidak tegak lurus dengan perintah partai. Mega tidak menyebut nama, tetapi jelas targetnya adalah Ganjar.
Kader PDIP pun terbelah antara yang mendukung Ganjar dan Puan. Bambang Pacul meledek kader PDIP yang mendukung Ganjar sebagai celeng alias babi hutan.
Alih-alih mundur, para pendukung Ganjar malah bangga disebut sebagai celeng. Muncullah persaingan terbuka antara banteng vs celeng.
Puan mencoba strategi baru untuk mendongkrak elektabilitas. Dia menyerang calon-calon presiden yang dianggapnya hanya bisa menjual tampang di media sosial, tetapi kenyataannya tidak bisa bekerja.
Beberapa capres terkena sindiran ini, tetapi yang paling keras menjadi sasaran tampol tentulah Ganjar Pranowo.
Ganjar tidak pernah berkomentar balik, apalagi melawan. Meski begitu Ganjar tidak berhenti bergerak. Dia tetap berjalan dan tetap aktif melakukan kampanye media sosial.
Ganjar menjalankan politik kepiting, berjalan ‘’nggeremet’’, pelan-pelan, berhenti kalau ada batu, lalu berjalan lagi, dan kalau kondisi aman sesekali dia menggigit dengan capit.
Orang Jawa punya filosofi alon-alon waton kelakon, pelan-pelan asal berhasil. Jokowi dan Ganjar tahu pasti mengenai hal itu. Karena itulah Jokowi mengingatkan ‘’ojo kesusu’’., lebih baik alon-alon waton kelakon, pelan-pelan tapi berhasil.
Pilihan paling rasional ialah Ganjar, tetapi, tentu Jokowi harus realistis dan tidak menutup mata terhadap kemungkinan mendukung calon lain yang lebih potensial
- Pengamat Heran PDIP Protes Mega Ada di Stiker 'Mau Dipimpin Siapa?'
- Hasto PDIP Nilai Prabowo Sosok Kesatria, Lalu Menyindir Jokowi
- Prabowo Seorang Kesatria, Harus Tegas Hadapi Cawe-Cawe Jokowi di Pilkada
- Pilwalkot Semarang 2024: Restu & Doa Jokowi untuk Yoyok-Joss
- Lihat Senyum Jokowi saat Kampanye Luthfi-Yasin di Simpang Lima Semarang
- Dukungan Anies untuk Pram-Rano Bakal Berdampak Signifikan