OKI Sebut Pemenggalan Guru Sejarah di Prancis Aksi Teror dan Tidak Islami
jpnn.com, JEDDAH - Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengecam pembunuhan terhadap guru sejarah Samuel Paty yang dilakukan oleh seorang pemuda muslim di Prancis.
"Kami mengecam seluruh tindakan teror yang mengatasnamakan agama, dan Sekretariat Jenderal OKI juga telah mengecam pembunuhan sadis terhadap seorang warga Prancis, Samuel Paty," sebut OKI dalam keterangan yang diterima ANTARA, Sabtu (24/10).
Abdoullah Abouyedovich Anzorov, pemuda muslim berdarah Chechen, menusuk dan memenggal kepala Paty di kawasan pemukiman pinggir kota Paris, Conflans-Sainte-Honorine, pada 16 Oktober 2020.
Aksi brutal itu dilakukannya setelah beredar kabar bahwa Paty menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada sejumlah siswa muslim yang diajarnya.
OKI menegaskan bahwa tindakan pelaku tidak bisa dihubungkan dengan agama Islam.
"Kami berusaha mengingatkan tidak ada hubungan antara kejahatan mengerikan ini dari Islam dan nilai-nilai welas asih yang diajarkan. (Kami, red) menilai insiden itu merupakan aksi teror yang dilakukan oleh individu atau kelompok teroris tertentu yang harus dihukum sesuai dengan aturan perundang-undangan," terang OKI.
Meski begitu, OKI juga mengecam penerbitan kembali kartun Nabi Muhammad oleh majalah satire Prancis, Charlie Hebdo, serta penggunaan gambar tersebut oleh beberapa politikus Prancis.
OKI berharap insiden pembunuhan terhadap Paty tidak jadi alasan bagi sejumlah pihak untuk membenarkan aksi pelecehan terhadap agama apa pun yang dilakukan atas alasan kebebasan berekspresi.
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengecam pemenggalan terhadap guru sejarah Samuel Paty oleh seorang pemuda muslim di Prancis
- 6 Helikopter Dikerahkan untuk Pemadaman Karhutla di OKI dan OKU Timur
- UEFA Nations League: Italia Ganyang Prancis, Israel Hancur
- Guru Ngaji di OKI Sumsel Cabuli Tiga Bocah
- Pendiri Telegram Pavel Durov Ditangkap, Sekarang Kakaknya Juga Diburu Prancis
- Thierry Henry Mundur dari Pelatih Timnas U-23 Prancis
- Kisah Perjalanan Royke Lumowa Menempuh Jarak 20 Ribu KM dari Jakarta ke Paris