OKI Tunjuk Indonesia jadi Pusat Vaksin dan Bioteknologi
”Tapi saya tidak merasa aneh karena sudah dari beberapa tahun lalu Indonesia "dilirik" sebagai pusat baksin OKI. Saingan Indonesa hanya Iran,” ungkapnya.
Nidom melanjutkan sebagai negara berpenduduk muslim tertinggi, Indonesia punya industri vaksin yang sudah medapatkan pengakuan dari Badan kesehatan dunia (WHO).
Menurutnya pengakuan tersebut harus menjadi pendorong lebih kuat. Misalnya dari sisi bisnis, dukungan politik pemerintah, masyarakat dan yang tidak kalah adalah para peneliti serta institusi riset.
”Saya sebagai peneliti vaksin dan bioteknologi yang sudah 10 tahun kerjasama dengan PT.Bio Farma, sering merasa "dibiarkan sendirian" oleh para pemangku kepentingan,” ungkapnya.
Nidoma menyarankan agar memperkuat riset. Riset menurutnya sebagai hulu pembuatan vaksin dan bioteknologi.
”Tidak ada riset, maka tidak akan muncul inovasi. Tidak ada inovasi, jangan harap ada inventasi dan pertumbuhan ekonomi,” ujar Nidom.
Menurut Nidom sayangnya selama ini sarana dan prasarana riset di Indonesia "dikuasai" oleh para pihak yang hanya mengedepankan kekuasaan.
”Yang harus dihindari, jangan sampai kita yang diakui tapi orang lain yang menikmati,” tuturnya. (lyn)
Indonesia merupakan satu-satunya negara anggota OKI yang memiliki industri vaksin imunisasi lengkap yang diakui WHO.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Akibat Covid-19, Penanggulangan TBC di Indonesia Terhambat
- Kemenlu: Saat Ini Kita Bersaing dengan India dan Korsel
- Sambangi Wang Yi, Menlu Retno Minta China Dukung Ide Indonesia Ini
- MPR Minta Pemerintah Tangkap Peluang Jadi Pusat Vaksin Covid-19 ASEAN
- Info dari Bu Menkes: Pak Wiranto Sudah Bisa Berjalan
- Menkes Nilla Moeloek Dipanggil KPK