Okky Madasari, Melawan Korupsi dengan Sastra
Merangkai Fiksi dari Praktik Korupsi Sehari-hari
Senin, 21 Maret 2011 – 00:51 WIB
Perempuan kelahiran Magetan, Jawa Timur 30 Oktober 1984 itu meyakini, perjuangan melawan korupsi harus dilakukan melalui segala bidang. "Termasuk sastra. Tak muluk-muluk, tapi saya ingin menjadikan novel ini sebagai bagian dari perjuangan itu," urai Okky.
Lebih dari itu, Okky percaya kampanye antikorupsi melalui novel justru bakal lebih efektif. "Penyampaian ajakan untuk melawan korupsi lebih efektif dalam bentuk novel. Selain bisa lebih dinikmati, juga lebih bisa dipahami," papar perempuan yang juga dosen luar biasa di Universitas Paramadina, Jakarta ini.
Tak lupa, Okky juga menanamkan nilai-nilai antikorupsi kepada anak-anak kecil. Maklum, di sela-sela aktifitas sebagai penulis Okky juga aktif sebagai pengelola playgroup. Satu ruangan rumahnya pun dijadikan ruang kelas untuk playgroup.
"Ini hanya untuk memanfaatkan ruang kosong saja. Daripada tak terpakai, ya sekalian untuk membuka lapangan pekerjaan baru," ucapnya berkelakar.
Selama ini, kampanye pemberantasan korupsi selalu diidentikkan dengan menggelandang koruptor ke bui. Tapi novelis Okky Madasari tak sepenuhnya setuju
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara