Okky Madasari Meraih Khatulistiwa Literary Award 2012 berkat Maryam
Enam Bulan Riset di Komunitas Ahmadiyah yang Terusir
Rabu, 12 Desember 2012 – 00:12 WIB
Selain itu, penyampaian informasi dibatasi hanya di kertas koran. Padahal, dia ingin tulisan-tulisan yang dibikin berisi banyak kritik sosial. "Akhirnya, saya membulatkan tekad untuk mundur dari wartawan dan fokus menjadi penulis," ujarnya.
Menurut lulusan Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 2002 itu, menjadi penulis novel lebih bebas. Dia bisa memasukkan opini bahkan keberpihakannya pada tokoh atau kelompok tertentu dalam setiap tulisannya. Dia juga bisa mengekspresikan kreativitasnya dengan leluasa.
Namun, Okky sadar bahwa daya dorong sebuah novel tidak bisa sekuat berita di koran atau media elektronik. "Wartawan bisa memengaruhi kebijakan pemerintah dengan beritanya, tapi novel tidak," tegasnya.
Meski begitu, novel dan cerita fiksi lainnya memiliki potensi sendiri. Tulisan fiksi bisa memengaruhi perasaan masyarakat. Itu, kata Okky, tak kalah penting dari wartawan yang memengaruhi kebijakan pemerintah. "Masing-masing punya peran," katanya.
Penghargaan sastra Khatulistiwa Literary Award (KLA) 2012 jatuh ke tangan Okky Madasari. Novel berjudul Maryam yang dia tulis dinobatkan sebagai
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala