Oknum Guru Ikut Gebuki Wartawan Layak Ditindak
Sabtu, 24 September 2011 – 17:40 WIB
JAKARTA - Perseteruan antara Pelajar SMA 6 Jakarta Jakarta Selatan dan Wartawan berakhir di dewan pers. Pasalnya dalam pertemuan kedua di dewan pers Jumat (23/9), kedua belah pihak menyepakati untuk berdamai dan tidak membawa kasusnya ke ranah hukum. Ketua Komite Pengaduan Masyarakat dan Penegakan Etika Pers, Agus Sudibyo mengatakan, keduabelah pihak telah menyadari kesalahannya masing-masing.
’’Kami tidak akan memaksakan jika memang kasus ini akan dibawa ke ranah hukum,’’ kata Agus, dalam acara mediasi di di kantor Dewan Pers, Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (23/9) dan berlangsung tertutup.
Baca Juga:
Dalam mediasi ini, pihak SMAN 6 Jakarta diwakili oleh Kepala Sekolah, Kadarwati. Sedangkan perwakilan wartawan diwakili Jerry Adiguna, Ketua Pewarta Foto Indonesia. Dari pertemuan yang difasillitasi Dewan Pers itu, akhirnya keduabelah pihak menyepakati lima poin. Pertama, keduabelah pihak sepakat bersikap kooperatif mendukung kepolisian mengusut peristiwa perampasan kaset milik wartawan Trans 7 yang terjadi pada Jumat (16/9) lalu. Karena hal itu, melanggar UU Pers No 40 Tahun 1999.
Poin kedua, kedua belah pihak juga harus saling menyadari atas kontribusi kekerasan yang terjadi pada Senin (19/9) dan sepakat menempuh perdamaian dan saling memaafkan. Keduabelah pihak juga sepakat tidak membawa kasus ini ke ranah hukum.
Poin ketiga, SMAN 6 Jakarta berkomitmen menghargai kebebasan pers sebagaimana diatur dalam UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik.
JAKARTA - Perseteruan antara Pelajar SMA 6 Jakarta Jakarta Selatan dan Wartawan berakhir di dewan pers. Pasalnya dalam pertemuan kedua di dewan pers
BERITA TERKAIT
- Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Sulsel, Ganesha Operation Kenalkan GO Expert
- Uhamka Masuk Daftar Universitas Terbaik Asia versi QS AUR 2025
- Ini Kata Bahlil soal Gelar Doktornya di SKSG UI
- SANF Perkuat Digitalisasi Pendidikan di Indonesia
- Keren, Siswa Mentari Intercultural School Jakarta Boyong Emas dari Malaysia
- Dibilang Abal-Abal, UIPM Justru Pelopor Kampus Virtual Menggunakan Second Life