Oknum Perusahaan Sawit Bantai 30 Warga Adat Lampung
Diduga Dibekingi Brimob
Kamis, 15 Desember 2011 – 08:27 WIB
Penolakan itu sepertinya direspon represif oleh PT Silva Inhutani dengan membentuk PAM Swakarsa demi memaksa warga. Saurip Kadi menyatakan, diduga kuat di belakang PAM Swakarsa itu juga dibekingi oleh aparat keamanan. Mereka melakukan pemaksaan kepada warga adat sekitar. "Timbul korban jiwa ketika itu," ujar Saurip.
Baca Juga:
Bukannya ditangani secara hukum, kata Saurip, para warga adat Lampung itu kembali menjadi korban. Apalagi, para korban itu dibunuh secara keji. "Akibatnya mereka takut, apalagi kejadiannya seperti itu," kata Saurip.
Dalam laporannya itu, rombongan adat juga menampilkan video pembantaian keji yang diduga dilakukan PAM Swakarsa bentukan PT Silva Inhutani. Dalam video amatir itu, sekelompok orang dengan pakaian hitam dengan tutup wajah melakukan penyiksaan sadis kepada warga adat Lampung. Para warga itu dibunuh dengan keji, seperti digorok lehernya, dipotong-potong anggota badannya, dan kemudian digantung di tiang-tiang. Kejadian tak berprikemanusiaan itu disaksikan oleh sejumlah warga yang nampaknya dipaksa untuk menonton langsung.
Tontonan mengerikan itu tak cukup di situ saja. Ada pula warga yang ditembak dari bagian bawah badannya hingga kemudian menembus kepala korban. "Sudah cukup, jangan diputar lagi. Ini mengerikan sekali," ujar anggota Komisi III DPR Ahmad Yani.
JAKARTA - Kejadian pembantaian warga terjadi di sebuah kampung adat di provinsi Lampung. Sekelompok warga dari lembaga adat Megoupak mengadukan terjadinya
BERITA TERKAIT
- Le Minerale Tanam Ratusan Ribu Pohon yang Tersebar di Berbagai Wilayah Indonesia
- Indonesia Punya 106 Ribu Apoteker, 60 Persennya Terkonsentrasi di Jawa
- Banjir Rob Berpotensi Terjadi di Wilayah Ini, BMKG Imbau Masyarakat Waspada
- Ruang Amal Indonesia dan ZIS Indosat Segera Buka Program Amal Vokasi di KITB
- Said PDIP: Ibu Megawati Memang Tulus Bilang Terima Kasih kepada Prabowo, MPR, dan Rakyat
- Kuasa Hukum Tepis Isu Miring Terkait Eks Dubes RI untuk Nigeria Usra Hendra Harahap