Okupansi Hotel Naik Tipis, Promosi Pariwisata Harus Digenjot

’’Sebenarnya brand wisata sudah cukup dikenal. Namun, eksekusi program promosi untuk menarik mereka ke Indonesia ini yang kurang,’’ papar Hariyadi.
Dia mengatakan, pelaku industri swasta sudah sangat siap dengan sederet program airlines, hotel, dan paket wisata lainnya.
Namun, menurut Hariyadi yang juga menjabat chairman Visit Wonderful Indonesia 2018, masalahnya ada pada anggaran promosi di negara tujuan.
’’Kalau industri yang suruh bayar sendiri keberatan, dong,’’ kata Hariyadi.
Ketua Umum Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (Asita) Asnawi Bahar mengatakan, diplomasi dan promosi pemerintah pada negara potensial pengunjung Indonesia sangat penting.
’’Pemerintah perlu memastikan bahwa turis mancanegara yang sedang berada di Indonesia dan akan menuju ke Indonesia merasa aman dan terlindungi,’’ papar Asnawi. (agf/c15/sof)
Okupansi dan pergerakan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, pada Ramadan dan menjelang libur Lebaran naik sekitar 3–5 persen.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Xerana Resort Siap Dibangun di Pantai Pengantap, Investasi Capai Rp3 Triliun
- PIK Perlu Dukungan Integrasi Transportasi-Promosi untuk Menawarkan Pariwisata Urban
- BNI Indonesia’s Horse Racing 2025 Bakal Segera Digelar, Buruan Beli Tiketnya!
- Kota Lama Jadi Primadona, Libur Lebaran 2025 Dongkrak Wisata Semarang
- Kehadiran Dermaga PIK Mengangkat Potensi Pertumbuhan Wisata Bahari Jakarta
- Ambil Alih 99% Saham CKBD, CBDK Hadirkan Hotel Bintang 5 di Kawasan NICE