Olah Sampah, Adopsi Teknologi Eropa
Kamis, 20 Mei 2010 – 13:35 WIB

Olah Sampah, Adopsi Teknologi Eropa
Dari total sampah yang mampu ditampung di TPST Ciangir sebanyak 2.500 ton per hari, sampah akan diolah menjadi kompos, briket serta listrik dengan kemampuan daya sekitar 25 MW.
Baca Juga:
Kesuksesan pengelolaan sampah di China tersebut pernah disaksikan langsung oleh Presiden SBY pada 2006 lalu. Dalam lawatannya di Pudong City Heat Energy, SBY melihat langsung seluruh sampah diolah menjadi listrik. Sampah yang mampu ditampung sebanyak 1.100 ton hingga 1.200 ton per hari. Dari pengolahan tersebut, mampu menghasilkan listrik 35 ribu KWH hingga 40 ribu KWH.
Sementara di Jepang, sampah diolah menjadi semen. Seperti di Chiba. Semen dari hasil pengolahan sampah mampu tembus 62 ribu ton per tahun.
Menurut Eko, seluruh pengalaman negara maju dalam pengelolaan sampah menjadi pelajaran berharga. Sampah yang diolah harus dipastikan ramah lingkungan dan bernilai ekonomis. Baik untuk kompos, briket maupun listrik. Teknologi disiapkan terlebihdahulu. Baru kemudian TPST dioperasikan. Sehingga, ketika TPST sudah berjalan, sampah bisa langsung diolah dan tidak menumpuk.
Menurut Eko, lahan di Ciangir seluas 98 hektare. Seluas 50 hektare telah disetujui untuk dibangun TPST. Sisanya, sementara untuk ruang terbuka hijau. Total investasi Rp 700 miliar.
Tempat penampungan sampah terpadu (TPST) Ciangir dipastikan aman bagi lingkungan. Sampah yang diangkut dari Jakarta dan Tangerang seluruhnya dimasukkan
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS