Oleh-Oleh dari Perjalanan ke Papua (2)

Untuk Orang Rp 5 Ribu, Mumi Rp 20 Ribu

Oleh-Oleh dari Perjalanan ke Papua (2)
Foto: Nany Wijaya/JAWA POS
Seperti kata banyak orang, kunjungan Anda ke Papua belum lengkap kalau belum ke Wamena. Saya sudah membuktikan, ini bukan sekadar ungkapan, tapi fakta. Sebab, ibu kota Lembah Baliem ini memang menyimpan banyak cerita dan gambar. Dan, inilah pengalaman wartawan Jawa Pos, NANY WIJAYA memotret di sana.

SEJAK puluhan tahun lalu, nama Lembah Baliem sudah terkenal. Bahkan, para ahli antropologi di Barat menyebutnya sebagai museum hidup. Sebab, sampai zaman sudah modern, suku yang hidup di kaki Pegunungan Jayawijaya itu masih mempertahankan budaya aslinya.

Sebelum 1970-an, pemerintah masih mengizinkan orang asing melakukan penelitian antropologi di daerah tersebut. Inilah sebabnya, mengapa Dani menjadi suku yang paling banyak disebut dalam buku-buku dan tesis-tesis antropologi.

Tetapi, penelitian itu sempat dilarang selama beberapa dekade, setelah terjadi dua peristiwa menghebohkan. Yang pertama, karena hilangnya Michael Rockefeller, anak kesayangan orang terkaya di dunia David Rockefeller, ketika berkunjung ke Lembah Baliem. Kedua, setelah terjadinya pernikahan paling kontroversial antara Obahorok Doga, kepala suku Dani dengan Wyn Sargent, wartawan foto asal Amerika Serikat yang mengaku sebagai antropolog.

Seperti kata banyak orang, kunjungan Anda ke Papua belum lengkap kalau belum ke Wamena. Saya sudah membuktikan, ini bukan sekadar ungkapan, tapi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News