Oleh-Oleh dari Perjalanan ke Papua (2)
Untuk Orang Rp 5 Ribu, Mumi Rp 20 Ribu
Selasa, 10 Februari 2009 – 08:11 WIB
Setelah beberapa jepretan, mumi dikembalikan ke kotaknya yang ada di dalam hone. Saya ikuti masuk ke dalam rumah adat dari papan, beratap ijuk, berlantai jerami, dan sangat gelap itu. Bapak tadi tidak keberatan, bahkan mempersilakan saya memotret mumi dan "rumahnya" yang berbentuk lemari kayu yang menggantung.
Yang mengejutkan saya, di "rumah" mumi itu tergolek satu kardus bekas kotak mi instan. Di sudut lain duduk seorang lelaki berumur sekitar 40-an dengan pakaian lengkap (celana panjang dan kaus berkerah) sambil mengisap rokok berfilter. Di samping lelaki itu terdapat secangkir kopi dan sebungkus rokok berfilter.
Meski agak heran, saya tidak bertanya tentang hal itu. Setelah beberapa kali jepretan, saya merangkak keluar dari hone yang pintunya sangat pendek.
Di luar hone ternyata sudah berkumpul banyak orang. Ada yang sangat tua, ada yang setengah tua, ada yang masih muda, ada pula anak-anak. Ada lelaki, ada wanita. Semua lelakinya hanya mengenakan koteka. Yang tua membawa tongkat panjang menyerupai tombak. Kaum wanitanya bertelanjang dada. Bagian bawahnya bervariasi. Ada yang ditutup dengan rok, ada pula yang hanya mengenakan rumbai-rumbai dari akar pohon.
Seperti kata banyak orang, kunjungan Anda ke Papua belum lengkap kalau belum ke Wamena. Saya sudah membuktikan, ini bukan sekadar ungkapan, tapi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408