Oleh-Oleh dari Perjalanan ke Papua (2)
Untuk Orang Rp 5 Ribu, Mumi Rp 20 Ribu
Selasa, 10 Februari 2009 – 08:11 WIB
Melihat saya mengarahkan kamera, serentak mereka bilang, "Bayar, bayar." Karena objek seperti mereka tak mudah didapat, saya pun mengangguk. Maka beberapa orang pun berjajar. Kaum lelakinya -yang tua sampai anak-anak-berkumpul dengan sesamanya. Yang perempuan juga begitu. Kemudian yang merasa satu keluarga, juga berpose dengan keluarganya.
Setelah beberapa jepretan, tibalah saatnya membayar. Dan, inilah pengalaman paling unik bagi saya. Sebab, masing-masing tahu persis berapa kali saya menjepretnya. Kok tahu?
"Cuma sekali kok motretnya. Yang lain itu tidak jadi," Suyoto yang mendampingi saya mencoba "berhemat."
Mereka tidak percaya. "Dari bunyik kliknya kan bisa dihitung," jawab salah seorang dari mereka.
Seperti kata banyak orang, kunjungan Anda ke Papua belum lengkap kalau belum ke Wamena. Saya sudah membuktikan, ini bukan sekadar ungkapan, tapi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408